Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Kilas Balik] Sepuluh Tahun Lalu, Tragedi Bintaro Kembali Terjadi

Kompas.com - 09/12/2023, 07:00 WIB
Larissa Huda

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Tepat hari ini, sepuluh tahun lalu, rangkaian kereta rel listrik (KRL) rute Serpong-Tanah Abang menabrak truk tangki di Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan.

Akibatnya, truk bermuatan 24.000 liter bahan bakar minyak (BBM) itu terpental sejauh 25 meter, lalu meledak hingga menewaskan tujuh orang pada 9 Desember 2013 pukul 11.15 WIB.

Setidaknya terdengar hingga tiga kali ledakan. Kebakaran yang terjadi menghanguskan gerbong masinis dan gerbong paling depan khusus wanita.

Baca juga: Mengenang Aksi Heroik Teknisi KRL yang Tewas Dalam Tragedi Bintaro 2

Penumpang dalam KRL sempat panik karena tidak dapat keluar setelah kereta menabrak truk tangki. Pasalnya, tidak semua pintu terbuka akibat kecelakaan tersebut.

Penumpang berusaha keluar dengan segala cara. Salah satunya dengan memecahkan kaca. Mereka yang tidak beruntung, terjatuh dan terinjak-injak.

Di sisi lain, lalu lintas di pelintasan di dekat Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, lumpuh karena kendaraan di kedua sisi tak bisa melintas.

Dua jam lebih api baru bisa dikendalikan. Hujan yang kebetulan turun hari itu membantu pemadaman api di gerbong KRL.

Baca juga: Pertamina Beri Beasiswa bagi Anak Korban Kecelakaan KRL

Aksi heroik petugas

Tujuh orang dilaporkan meninggal dalam insiden tersebut, termasuk masinis Darman Prasetyo (25), asisten masinis Agus Suroto (24), dan teknisi Sofyan Hadi (20). Puluhan lainnya menderita luka-luka.

Jumlah korban tewas bisa lebih banyak dari itu andai petugas bernama Sofyan Hadi tidak bergerak cepat atas apa yang bakal menimpa kereta itu.

Setelah menyadari rangkaian kereta akan menabrak truk Pertamina, ia berlari ke gerbong pertama dan meminta para penumpang secepatnya pindah ke gerbong belakang. Situasi mendadak mencekam.

Sofyan kemudian kembali ke kabin masinis dan menutup rapat pintu agar semburan api pasca kebakaran tidak menjalar lebih jauh.

Baca juga: Ini Penyebab Kecelakaan KRL di Bintaro Versi KNKT

Namun, takdir berkata lain. Kecelakaan tidak bisa terhindarkan. Api menghanguskan ruang masinis dan membunuh Sofyan, dua rekannya, dan empat penumpang.

Menurut Direktur Sarana PT Kereta Api Indonesia saat itu, Bambang Eko Martono, sebenarnya Sofyan memiliki kesempatan untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

"Tapi dia memilih kembali ke ruangan tugasnya. Apa yang dilakukannya memperlihatkan betapa ia mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingannya sendiri,” ujar Bambang, Kamis (9/12/2023).

Untuk mengenang jasa Sofyan, namanya kemudian diabadikan di Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian, Bekasi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com