Sementara itu, nama masinis Darman Prasetyo disematkan di Balai Pelatihan Teknik Traksi Yogyakarta dan nama Agus Suroto terpatri di Balai Pelatihan Operasional dan Pemasaran Bandung.
Baca juga: Kecelakaan KRL di Stasiun Juanda Diduga karena Human Error
Berdasarkan hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), ada beberapa faktor yang menyebabkan kecelakaan antara KRL dan truk tangki itu.
Salah satu penyebabnya adalah pintu pelintasan yang telat menutup.
"Pintu pelintasan dari arah Tanah Kusir dibanding dari arah Ceger menutup lebih lambat sehingga truk masih melintas," ujar Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan LLAJ KNKT Kusnendi Soehardjo, Senin (30/12/2013).
Kondisi rambu, termasuk warna yang sudah buram, jarak, fungsi, dan penempatan rambu yang tidak tepat juga menjadi faktor penyebab kecelakaan.
Selain itu ranting pohon dan padatnya bangunan, juga menghalangi pandangan pengemudi terhadap datangnya kereta.
Baca juga: Kecelakaan, KRL dan Mobil Bertabrakan di Pelintasan Liar Tanah Kusir
Permukaan jalan pelintasan yang tidak rata dengan permukaan rel membuat laju truk terhambat sehingga tidak dapat menghindar ketika KRL datang.
Saat insiden kecelakaan terjadi, kondisi lalu lintas di sekitar lokasi kejadian tidak terlalu padat. Kernet truk sudah berusaha memberi tahu sopir soal datangnya kereta.
Namun, ketika truk berada di pelintasan, truk tersebut lajunya terhambat.
"Di depan truk, ada dua sepeda motor sehingga tidak bisa maju. Kernet sudah memberi tahu sopir, namun sopir mengatakan, 'Saya harus gimana lagi', maka terjadi kecelakaan," ujar Kusnendi.
Sedangkan masinis KRL telah berusaha melakukan tindakan pengereman dua kali untuk menghindari tabrakan. Namun, usaha itu sia-sia.
Baca juga: 6 Orang Luka Ringan pada Kecelakaan KRL Terguling di Bogor
Kini, pelintasan sebidang tempat kecelakaan itu terjadi telah ditutup permanen. Pemerintah membangun jalan layang untuk mencegah peristiwa serupa di masa mendatang.
Kecelakaan ini mengingatkan publik pada Tragedi Bintaro yang pernah terjadi 36 tahun silam.
Peristiwa ini pun dikenang sebagai Tragedi Bintaro 2. Sebuah prasasti didirikan di Stasiun Tanah Abang untuk mengenang tragedi ini.
(Tim Redaksi : Dian Fath Risalah El Anshari, Ivany Atina Arbi, Rindi Nuris Velarosdela)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.