Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Korban Kebakaran di Palmerah, Cium Bau Hangus lalu Lihat Api Sudah Besar

Kompas.com - 20/12/2023, 15:49 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Adi (46), salah satu warga yang tinggal di Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, menceritakan awal mula kebakaran yang terjadi pada Selasa (20/12/2023).

Saat kebakaran terjadi, Adi sedang berada di bangunan kontrakan sekaligus usaha konveksinya. Dia tiba-tiba mencium bau hangus.

"Saya lagi di konveksi, saya lagi kerja. Mencium bau hangus, bau terbakar. Saya cek di sini, enggak ada," kata Adi kepada Kompas.com di lokasi.

Baca juga: Kebakaran di Permukiman Padat Palmerah Hanguskan 10 Rumah Semipermanen

Tak berselang lama, salah satu warga berteriak "kebakaran". Adi kemudian melihat si jago merah mulai membesar.

"Saya lihat api itu sudah dekat bangunan konveksi, saya langsung instruksikan anak-anak yang kerja, langsung turun dari atas (lantai dua)," ucap Adi.

Meski panik, Adi berusaha menyelamatkan bahan produksi konveksinya. Namun, usaha itu tidak sepenuhnya berhasil.

Sebab, lima menit setelah ia mendengar teriakan "kebakaran", api terus membesar. Mesin konveksinya pun tak bisa diselamatkan.

"Kerugian mungkin sampai ratusan juta rupiah. Mesin itu di atas (lantai dua) ada sembilan, habis (terbakar) semua, enggak ada yang selamat. Yang bisa dikeluarkan ya yang di bawah saja," jelas Adi.

Baca juga: Menengok Lokasi Kebakaran di Kota Bambu Palmerah yang Hanguskan 15 Rumah

Sementara itu, Ketua RT 09 RW 03 Kelurahan Kota Bambu Utara Umar Dani menyebutkan, tidak ada satu pun warga yang terluka atau meninggal dunia akibat kebakaran yang terjadi.

Warga yang terdampak kini mengungsi di Mushala Nurul Hikmah.

"Warga yang terdampak, sementara di mushala. Untuk yang perempuan mereka di lantai dua, sementara yang laki-laki di lantai satu," jelas Umar.

Meski dipastikan tak ada korban luka atau korban jiwa, para pengungsi saat ini masih membutuhkan bantuan tambahan.

"Sementara (bantuan) baru dari BPBD Provinsi DKI Jakarta. Saat ini semua yang terdampak butuh bantuan, termasuk sandang dan pangan karena mereka (warga yang terdampak) hanya membawa baju yang dipakai," tutur Dani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com