JAKARTA, KOMPAS.com- Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono merombak 203 pejabat eselon III (jabatan administrator) dan eselon IV (jabatan pengawas) di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.
Para pejabat itu dilantik oleh Heru di Balai Agung, Balai Kota Jakarta, Rabu (27/12/2023).
Dalam kesempatan itu, Heru Budi mengingatkan kepada pejabat yang dilantik soal netralitas saat Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Menjelang tahun politik, saya juga minta kepada seluruh pejabat dan ASN agar tetap menjaga netralitas," ujar Heru kepada para pejabat.
Baca juga: Sejumlah Innova Zenix Hybrid Diparkir di Balai Kota, Disebut Mobil Dinas Baru Pejabat DKI
Heru juga mengingatkan para anak buahnya itu untuk menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok ataupun golongan serta penggunaan media sosial saat momentum kontestasi politik.
"Jaga etika dalam penggunaan media sosial. Prinsip netralitas harus ditegakkan sebagai bentuk kontribusi dalam membangun Kota Jakarta yang demokratis, adil, dan bermartabat," kata Heru.
Adapun pejabat eselon III dan IV yang dilantik itu dari Dinas Kesehatan, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PM-PTSP) dan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.
Jumlah pejabat Dinas Kesehatan yang dilantik mencapai 122 orang, Dinas PTSP berjumlah 16 orang, sedangkan Dinas Pendidikan sebanyak 65 orang.
Baca juga: 13.222 Penumpang Berangkat dari Terminal Jatijajar Depok dalam 10 Hari Terakhir
Heru pun meminta kepada para pejabat yang dilantik harus memiliki kesiapan membantu pekerjaan Eselon II.
"Berikan berbagai opsi dan solusi rekomendasi untuk menyelesaikan tugas dengan efisien demi mencapai tujuan bersama," kata Heru.
Heru juga meminta para pejabat yang dilantik ini perlu mempelajari dan memahami konsep Global City dan mengimplementasikannya dalam pelaksanaan tugas masing-masing.
Hal itu demi menaikkan Indeks Global City Jakarta menuju kota global.
"Setiap pejabat membangun tim kerja yang memiliki etos kerja sama, hindari memberikan perintah tanpa melakukan pendampingan dan pengawasan. Seluruh pekerjaan juga harus dianalisis secara cermat," ucap Heru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.