JAKARTA, KOMPAS.com - Kebiasaan bertani yang sudah melekat pada eks warga Kampung Bayam ternyata belum pudar sepenuhnya.
Sebanyak 40 KK eks warga Kampung Bayam yang kini menempati hunian Kampung Susun Bayam (KSB), Jakarta Utara, memanfaatkan lahan sepetak untuk bertani.
Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam Muhammad Fuqron (45) menyebut pembangunan proyek tambahan memangkas ruang mereka untuk bertani.
"Penyemaian tadi yang saya tanam kacang di depan, tadinya bagus. Pokoknya sebelah sini tinggal dirawat. Tapi semenjak dibangun proyek, jadi lebih mengecil," kata Fuqron di lokasi pada Rabu (3/1/2024).
Baca juga: Pemprov DKI Dukung Jakpro Tindak Warga yang Paksa Huni Kampung Susun Bayam
"Jadi kami manfaatkan taman-taman yang ada agar bisa tanam timun suri dan kacang panjang," lanjutnya.
Fuqron memperkirakan timun suri dan kacang panjang yang mereka tanam bakal panen dalam waktu tiga bulan, tepatnya pada bulan Ramadhan.
"Tanaman-tanaman itu kan panen tiga bulan. Jadi perhitungan kami, bisa panen pada bulan puasa. Bisa dijual buat buka puasa," jelas Fuqron.
Di mata Fuqron, kegiatan bertani adalah salah satu bentuk tanggung jawab warga untuk memelihara kebiasaan yang sudah mereka jalani bertahun-tahun agar tidak tergerus.
Baca juga: Eks Warga Kampung Bayam Paksa Masuk KSB karena Darurat, Spanduk Perlawanan Terpasang
"Artinya kami sendiri bertanggung jawab, ke mana kehadiran pemerintah dan negara? Ini kan ruang hidup. Kami tetap harus jaga," tutur Fuqron.
Sementara itu, aliran listrik di bangunan KSB masih ditutup pihak BUMD Pemprov DKI Jakarta Jakpro atau PT Jakarta Propertindo (Perseroda).
Oleh karenanya, warga eks Kampung Bayam mengumpulkan uang untuk keperluan listrik di lingkungan tersebut.
"Aliran listrik dan air masih belum ada akses. Kami mengandalkan genset listrik kecil ini untuk hidupkan listrik. Jadi setiap penghuni patungan untuk beli bensin," ujar Fuqron.
Baca juga: Pemprov DKI Relokasi 15 Keluarga Eks Warga Kampung Bayam ke Rusun Nagrak
"Tiap KK, di sini ada sekitar 55 KK di lantai 2. Kami patungan, pungut Rp 5-10 ribu per KK agar listrik bisa hidup," lanjutnya.
Sebagai informasi, Kampung Susun Bayam terdiri dari 3 blok utama yang bergandengan, yaitu Blok A, B dan C dengan masing-masing blok terdiri dari 4 lantai.
Sementara PT Jakpro memastikan belum memberikan izin kepada warga yang saat ini disebut telah menghuni Kampung Susun Bayam, Jakarta Utara.
"Kami menegaskan bahwa, hingga kini belum memberikan izin bagi eks warga kampung bayam untuk menempati hunian," ujar Direktur Utama (Dirut) PT Jakpro Iwan Takwin dalam keterangan tertulis, belum lama ini.
Saat ini, Jakpro tengah mencari konsep pengelolaan yang matang dan legal untuk hunian Kampung Susun Bayam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.