JAKARTA, KOMPAS.com - Sopir truk kontainer Fahrurozi (31) tidak menampik bahwa upah yang didapatkannya setiap bulan sangat pas-pasan, yakni Rp 2.000.000-Rp 5.000.000 per bulan.
Ia mengaku hanya bisa bersyukur kepada Tuhan karena masih memberikan rezeki hingga saat ini.
“Ya cukup atau enggak cukup, kita syukuri saja sehari-hari. Kalau kita enggak bersyukur, ya enggak bakalan cukup,” kata Fahrurozi saat berbincang dengan Kompas.com di Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (10/1/2024).
Meski begitu, para sopir truk kontainer meminta pemimpin Tanah Air mendatang agar lebih memperhatikan nasib para sopir truk kontainer yang statusnya hanyalah mitra dari perusahaan mereka bekerja.
Baca juga: Nestapa Sopir Truk Kontainer, Bertaruh Nyawa Hadapi Pungli Anak “Asmoro” dengan Upah Pas-pasan
Para sopir truk kontainer bertaruh nyawa di jalan tanpa ada asuransi kesehatan. Mereka harus menghadapi geng Asmoro yang terkadang membawa senjata tajam dan menodong ke arah sopir.
“Ke depannya mudah-mudahan bisa naikkin gaji sopir, bukan mitra lagi, jadi karyawan,” ujar Nurhana yang juga merupakan sopir truk kontainer.
Adapun untuk memberikan uang kepada geng Asmoro dan pungli di pelabuhan, para sopir kontainer menyiapkan duit receh yang mereka ambil dari uang jalan.
Uang jalan selalu mereka terima dari perusahaan, sebelum mengantar barang ke tujuan masing-masing.
Baca juga: Kena Pungli Anak Asmoro, Sopir Truk Kontainer Bisa Keluarkan Rp 100.000 Sekali Jalan
Nominal uang jalan yang diterima para sopir berbeda-beda. Sebab, hal tersebut mengukur dari jarak tujuan pengantaran barang. Tetapi, kata Nurhana, minimal uang jalan yang diterima sopir sebesar Rp 600.000.
“Banyak sih pengeluaran (dalam satu kali perjalanan). Paling tidak, sisa Rp 100.000 (uang jalannya),” kata sopir bernanah Bagas (28).
Pemasukan para sopir truk kontainer setiap bulannya terbilang pas-pasan. Mereka menerima gaji berdasarkan jumlah pengantaran barang per bulan.
Untuk satu kali pengantaran barang ke tempat tujuan, para sopir truk kontainer menerima upah Rp 120.000.
“(Jumlah uang yang diterima per bulan itu) tergantung ramai atau enggaknya. Paling sedikit 15 tarikan. Paling Rp 2 juta (per bulan),” ungkap Fahrurozi.
Baca juga: Sopir Truk Kontainer: Siapa Pun yang Jadi Presiden, Tolong Asmoro dan Pungli Diberantas
Dalam menjalani pekerjaan yang mempertaruhkan nyawa, rupanya para sopir truk kontainer ini mengaku tidak memiliki asuransi kesehatan.
“Enggak ada (asuransi kesehatan). Soalnya kami kan mitra, bukan karyawan,” jawab Nurhana.
Namun, Fahrurozi mengatakan, bagi para sopir kontainer yang tergabung ke dalam serikat atau paguyuban, kemungkinan besar akan mendapatkannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.