Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spanduk Caleg Dipaku di Pohon di Jalan Ahmad Yani Bogor

Kompas.com - 14/01/2024, 09:54 WIB
Ruby Rachmadina,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Spanduk calon anggota legislatif (caleg) bertebaran di pepohonan sepanjang Jalan A. Yani, Tanah Sareal, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/1/2023).

Dalam pantauan Kompas.com, spanduk ada yang ditempel menggunakan bambu dan ada pula yang sengaja dipaku di pohon.

Terlihat, spanduk dari masing-masing caleg dipasang di sisi kiri dan sisi kanan jalan.

Baca juga: Pemasangan Bendera Parpol Tutupi Pemandangan Taman Air Mancur Kota Bogor, Warga: Ngebala!

Padahal pepohon yang merupakan ruang terbuka hijau jadi salah satu tempat umum yang dilarang untuk dipasangkan APK (Alat Peraga Kampanye), sesuai dengan peraturan pemilu yang tertuang dalam Pasal 70 dan 71 Undang-Undang (UU) 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Suhandi (43) salah satu warga Bogor menuturkan, caleg yang akan ia pilih tidak ditentukan sebanyak apa spanduk yang dipasang.

Ia hanya akan mencoblos caleg yang jujur dan dapat bekerja dengan benar.

Suhandi juga meminta agar para caleg tidak hanya datang pada saat tahun pemilu saja.

Setelah terpilih, para caleg lupa akan janji manis yang ditawarkan.

“Kalau sudah jadi jangan lupa rakyat. Kebanyakan gitu, kalau sudah jadi lupa, kasihan yang di bawah,” ucap Suhandi.

Baca juga: Ramai Spanduk Caleg di Jalan I Gusti Ngurah Rai Jaktim, Warga: Enggak Ada yang Kenal

Iwan (37) salah satu warga Bogor juga mengatakan, ia memilih calon pemimpin sesuai dengan hati nuraninya. Dia tidak terpengaruh dari spanduk yang terpampang di setiap sudut kota.

“Kalau ini saya juga punya hak pilih, jadi milih sesuai hati nurani aja,” ungkap Iwan.

Alsena (25) juga memiliki pandangan serupa, ia tidak ada keinginan untuk memilih caleg berdasarkan banyaknya pemasangan spanduk.

“Tidak ada,” ucap Alsena.

Alsena akan menggunakan hak pilihnya bagi caleg yang memang sering blusukan, menyapa warganya.

Apabila caleg tidak melakukan kampanye ke jalan, ia hanya akan mencoblos parpol (partai politik) saja.

“Kalau enggak keliatan kampanyenya, saya akan coblos partainya aja, agar menjadi suara partai,” tutur Alsena

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Diduga Bakal Tawuran, 33 Remaja yang Berkumpul di Setu Tangsel Dibawa ke Kantor Polisi

Megapolitan
Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Dharmawangsa, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com