Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Sebulan, Motif Pengeroyokan Aktivis KAMMI Belum Terungkap

Kompas.com - 17/01/2024, 20:41 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pengeroyokan terhadap aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Rizki Agus Saputra (26), sudah berjalan sebulan.

Namun, motif pengeroyokan masih belum diketahui meski perkara ditangani oleh dua instansi sekaligus.

"Dari Satpom Lanud Halim Perdanakusuma belum memberikan keterangan soal motif," ungkap Zainur Ridlo selaku kuasa hukum korban ketika dihubungi, Rabu (17/1/2024).

Baca juga: Identitas Warga Sipil yang Keroyok Aktivis KAMMI Masih Misteri, tetapi Ciri-ciri Sudah Dikantongi

Rizki dikeroyok oleh tiga orang tidak dikenal. Mereka adalah oknum TNI AU berinisial Praka RA.

Kemudian satu orang yang diduga warga sipil berinisial Y, dan satu orang yang diduga warga sipil tetapi identitas masih misteri.

Kasus yang menimpa korban ditangani oleh Satpom Lanud Halim Perdanakusuma dan Polres Metro Jakarta Timur sejak pertengahan Desember 2023.

Kendati demikian, dua instansi itu masih belum mengungkapkan motif dan penyebab tiga pelaku mengeroyok korban.

Zainur menuturkan, motif dan penyebab pengeroyokan yang ditafsirkan oleh orang-orang adalah perselisihan di jalanan.

Baca juga: Oknum TNI yang Keroyok Aktivis KAMMI di Duren Sawit Ditetapkan sebagai Tersangka dan Ditahan

Namun, ia menegaskan, dua poin itu masih menjadi misteri. Sebab, pihak korban tidak mengetahui isi berita acara perkara (BAP) milik Praka RA.

"Soal perselisihan memang ada keterangan dari Denpom Jaya II Cijantung, tapi itu sebelumnya (berkas perkara dilimpahkan ke Satpom Lanud Halim Perdanakusuma)," jelas Zainur.

"Tapi, dari Satpom Lanud Halim Perdanakusuma belum memberi keterangan. Sampai sekarang tidak menyampaikan penyebab terjadinya pengeroyokan," imbuh dia.

Sementara dari Polres Metro Jakarta Timur, belum ada keterangan terkait motif lantaran belum memeriksa Y.

Mereka turut andil menangani kasus ini karena Y dan satu pelaku lainnya diduga warga sipil.

Baca juga: Identitas Warga Sipil yang Keroyok Aktivis KAMMI di Duren Sawit Terungkap, Inisialnya Y

Padahal, penyidik dari Satpom Lanud Halim Perdanakusuma terbuka memberi informasi ke Polres Metro Jakarta Timur.

Salah satunya perihal Y yang telah dimintai keterangan oleh mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com