JAKARTA, KOMPAS.com - Korban yang tertimpa tembok milik stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) 34.128.04, Jalan Prof DR Soepomo, Tebet Barat, Tebet, Jakarta Selatan, sehari-hari tidur di lapak dagangannya.
Sepasang lanjut usia (lansia) berinisial S (80) dan T (74) itu berjualan gado-gado di lapak yang menempel dengan tembok SPBU.
“(Jualan) gado-gado. Ya memang tidur di situ. Iya (sehari-hari) tidur di lapak,” ujar petugas keamanan bernama Datim (67) saat ditemui Kompas.com di dekat lokasi kejadian, Minggu (22/1/2024).
Baca juga: Tembok SPBU di Tebet Roboh, Sudah 6 Tahun Miring dan Retak
“(Sehari-hari yang ada di sana ada) dua, nenek-nenek dan kakek-kakek. Yang anaknya, baru datang seperempat jam, roboh (temboknya),” imbuh dia.
S dan T sebelumnya pernah punya rumah yang lokasinya tidak jauh dari TKP.
Namun, rumah itu dijual untuk pembagian warisan kepada anak-anak mereka.
“Orangnya mah baik. Dulu (mereka) yang punya rumah itu, yang sekarang buat Ansor (GP Ansor). Rumahnya dijual, dibagi waris. (Dijual) ya sama keluarga, kan punya keluarga,” ucap Datim.
Datim mengatakan, sebelum menjual rumah, lansia itu berjualan di rumahnya. Setelah rumah itu dijual, mereka mengontrak selama dua tahun.
Baca juga: Pertamina Beri Santunan ke Keluarga Korban Tewas Tertimpa Tembok SPBU di Tebet
"Cuma beberapa tahun, dua tahun, enggak bisa (lagi) ngontrak, di situ. Dulu dia numpang di situ. Di depannya kan ada ATM,” imbuh Datim.
“Kalau aslinya tidur di situ (di balik tembok SPBU), ya baru tiga tahun,” lanjut dia.
Karena lokasinya hanya beberapa meter dari tempatnya bekerja, Datim seringkali mendengar korban bercerita tentang kesulitannya.
"Ya ceritanya begitu. Kalau Lebaran saja itu ngontrak sebulan. Kan dapat duit kalau puasa, kan ramai. Nah, ngontrak sebulan doang. Nanti balik lagi (tidur di lapaknya di balik tembok)," kata dia.
Tembok roboh yang berlokasi di Jalan Tebet Barat Dalam II itu menyebabkan tiga orang tewas dan satu orang mengalami luka-luka. Keempat korban memiliki hubungan keluarga.
Baca juga: Tembok SPBU Tebet Roboh Tewaskan 3 Orang, Disebut Sudah Miring dan Penuh Retakan
S (80), T (74), dan anak perempuan mereka, D (35), tewas di tempat saat sedang berkumpul.
Sedangkan, MF (9) yang merupakan cucu S dan T sekaligus anak D, selamat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.