JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI berencana membangun rumah susun (rusun) baru di Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Pemprov DKI lebih memilih jalan tersebut daripada mengizinkan eks warga Kampung Bayam tinggal di Kampung Susun Bayam (KSB).
Padahal, polemik eks warga Kampung Bayam ini sudah bergulir sejak 2022. Mereka kini tinggal di emperan dan lobi KSB dengan listrik dan air seadanya.
Baca juga: Heru Budi Bakal Bangun Rusun Untuk Eks Warga Kampung Bayam, Fraksi PDI-P: Makan Waktu dan Anggaran
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, pembangunan rusun untuk menampung eks warga Kampung Bayam akan dimulai pada 2025.
Menurut Heru, rusun yang akan dibangun di Tanjung Priok, Jakut, itu tersedia 150 hingga 200 unit. Semua unit itu disebut untuk eks warga Kampung Bayam.
"Kurang lebih bisa 150 sampai 200 unit. Untuk siapa? ya untuk warga terprogram dan warga Kampung Bayam," kata Heru, Rabu (24/1/2024).
Menurut Heru, pembangunan rusun baru dilakukan agar eks warga Kampung Bayam mendapatkan berbagai fasilitas seperti yang ada di rusun lain.
Baca juga: Heru Budi Ingin Bangun Rusun Baru, Eks Warga Kampung Bayam: Jangan Cerita yang Enggak-enggak
"Kenapa (bangun rusun di Tanjung Priok)? Kalau di rumah susun fasilitasnya cukup. Ada posyandu, tempat bermain, sekolah anak, dan air bersih terjangkau," ujar Heru.
Heru menyarankan kepada eks warga Kampung Bayam yang menolak tinggal di Rusun Nagrak bisa tinggal di tempat lain, sambil menunggu rusun di Tanjung Priok rampung dibangun.
"Warga silahkan memilih, sambil menunggu. Silahkan warga memilih tempat yang sangat baik mungkin juga di Pasar Rumput," kata Heru.
Eks warga Kampung Bayam menilai, rencana membangun rusun baru di Tanjung Priok tidak masuk akal dan hanya membuang anggaran.
"Sekarang mengeluarkan anggaran lagi? Ini sudah ngaco. Yang dimaksud ini untuk apa? Izin kan sudah jelas untuk warga Kampung Bayam," kata Ketua Kelompok Tani Kampung Bayam Madani Muhammad Fuqron (45), Rabu (24/1/2024).
Baca juga: Audiensi dengan Jakpro dan Pemkot Jakarta Utara, Eks Warga Kampung Bayam: Belum Ada Titik Temu
Fuqron menilai kebijakan membangun hunian baru itu seharusnya diperuntukkan bagi warga Jakarta yang belum memiliki tempat tinggal.
Menurut Fuqron masih banyak warga Jakarta yang memerlukan tempat tinggal. Fuqron berharap Heru Budi tidak membawa-bawa nama Kampung Bayam sebagai bagian dari rencana tersebut.
"Memang DKI Jakarta warganya Kampung Bayam doang? Ada Kampung Walang, Kampung yang di belakang ITC itu. Mereka juga harus dilayakkan. Berpuluh tahun mereka mencari kepastian hunian," jelas Fuqron.