Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Mengungkap Identitas Mayat Wanita di Peti Kemas Tanjung Priok...

Kompas.com - 26/01/2024, 18:54 WIB
Vincentius Mario,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Identitas jasad wanita yang ditemukan di dalam peti kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (16/1/2024), perlahan menemui titik terang.

Awalnya, Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok melakukan serangkaian penelusuran jalur kontainer tempat jasad wanita itu ditemukan.

"Langkah penyelidikan dari kami, data rekam jejak kontainer, kemarin kan ada statement dari Surabaya. Tapi kalau ditarik lebih jauh, ternyata kontainer ini berangkat dari Jakarta pada awal Desember 2023 ke Fakfak, Papua Barat," kata Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok Iptu I Gusti Ngurah Putu Krisnha ditemui di kantornya, Jumat (26/1/2024).

Baca juga: Mayat Wanita di Peti Kemas Tanjung Priok Diduga Berinisial HG, Asal Fakfak

"Di sana, Fakfak melakukan pembongkaran kontainer dan kondisi kontainer dalam kondisi kosong atau empty," lanjut dia.

Kontainer itu kemudian berangkat dari Fakfak menuju Ambon, Surabaya dan tujuan akhir Jakarta.

Selama penelusuran, polisi berkoordinasi dengan kepolisian setempat dan mencari info orang hilang.

Polres Fakfak kemudian mengirimkan informasi bahwa ada warga yang mengaku kehilangan anggota keluarganya satu bulan belakangan.

"Hasil penelusuran kami terhadap penjejakan kontainer tersebut, perjalanannya berada di wilayah Fakfak sebelum masuk ke Jakarta. Dari penyelidikan, ada seorang keluarga dari Fakfak melaporkan temuan soal anggota keluarga yang hilang," ucap Krisnha.

Baca juga: Polisi Temukan 12 Orang yang Punya Sidik Jari Mirip dengan Jasad Wanita dalam Peti Kemas Tanjung Priok

Dari hasil wawancara dengan keluarga, polisi menemukan kecocokan. Wanita itu diduga berinisial HG yang berasal dari Fakfak.

"Kami telusuri, bandingkan foto, dokumen keluarga dengan mayat. Dari beberapa tanda, rambut, aksesoris gelang dan kulit, itu ada beberapa kemiripan. Kami berhasil temukan identitas, jadi wanita itu atas nama HG kurang lebih usia 50-60 tahun," ucap Krisnha.

Namun, HG tak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Dokumen keluarga yang menguatkan temuan tersebut adalah Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan kartu tanda pernah berobat di RSUD Fakfak.

"Modal penelusuran kami hanya KIS dan kartu dokter RSUD Fakfak. Kami sedang joint investigasi dengan Polres Fakfak untuk penelusuran dan wawancara dengan keluarga HG," ujar Krisnha.

Untuk menguatkan temuan tersebut, Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok dan Polres Fakfak tengah berkoordinasi untuk mencocokkan sampel DNA yang mengaku keluarga dengan mayat berinisial HG.

"Sejauh ini masih pendalaman. Dari yang mengaku keluarga, kami sedang lakukan upaya DNA. Dari DNA keluarga yang terkonfirmasi di sana, akan kami cocokkan dengan mayat HG di sini," tutup Krisnha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com