Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KRL Jabodetabek Berevolusi, Penggunanya Sudah Setia sejak 1999

Kompas.com - 29/01/2024, 14:01 WIB
Dinda Aulia Ramadhanty,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Bambang (60) mengaku sebagai salah satu pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line sejak akhir 1999.

"Saya tuh sudah dari akhir 1999 naik Commuter Line. Dibanding dulu yang situasinya mirip seperti di India dan Pakistan (penumpang di atas atap kereta), sekarang tuh sudah jauh lebih bagus dan nyaman," kata Bambang kepada Kompas.com, Senin (29/1/2024).

Bambang yang setiap hari berangkat kerja dari Bogor ke Jakarta Kota mengakui bahwa awalnya kebersihan stasiun yang dulu terabaikan sangat mengganggu aktivitasnya.

"Dulu tuh serba jorok di setiap sudut stasiun, kayak di toilet atau di keretanya pasti enggak bersih dan bikin risih. Saya saja sempat ganti opsi ke mobil pribadi untuk menghindari itu," tutur Bambang.

Baca juga: Berdesak-desakan Setiap Berangkat dan Pulang Kerja, Penumpang KRL: Kondisinya Semakin Sumpek

Akan tetapi, kini Bambang menyebut semua sudah berubah. Dia merasa puas dengan revolusi moda transportasi massal tersebut.

"Wah, jauh banget sih bedanya. Sekarang tuh sudah lebih tertata, pas di dalam keretanya juga sebagai penumpang ya merasa nyaman dan bersih," ujar Bambang.

Bahkan, Bambang tidak berberatan ketika berdesakan di dalam kereta saat jam sibuk, yakni sekitar pukul 07.00-09.00 WIB dan 16.00-19.00 WIB.

"Saya sudah terbiasa sih soal itu, karena tiap dibandingin sama pas awal saya naik ini ya tentu lebih nyaman sekarang," ungkap Bambang.

Satu-satunya hal yang Bambang keluhkan saat menggunakan KRL ialah jatah kursi.

Baca juga: Penumpang Jadi Korban Pelecehan Seksual di KRL Commuter Line, PT KCI: Jika Ada yang Mencurigakan, Lapor ke Petugas

"Paling ya itu, kalau ada ibu-ibu sama anaknya terpaksa saya harus kasih kursinya ke mereka. Padahal, sebenarnya wanita bisa memaksimalkan gerbong wanita dulu," kata Bambang.

Di samping itu, menurut dia, hal lain yang justru perlu diperhatikan pihak adalah perluasan stasiun transit.

"Stasiun Citayam kan tempat transit tapi ukuran stasiunnya kecil dan terlalu dekat dengan pemukiman warga, jadi harusnya hal seperti lebih diperhatikan KCI," jelas Bambang.

Tidak hanya itu, pengoptimalan fasilitas bagi lansia juga penting diperbarui secara kontinu.

"Jembatan penyeberangan orang (JPO) dekat Stasiun Bogor tuh terlalu sulit untuk dilintasi orang tua dan lansia. Kenapa jalur penyeberangan lewat jalan enggak coba dibuat? Khusus dua kategori umur itu saja," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com