Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas Angkut Manual Sampah di Kali Inspeksi akibat Pos Pantau Pintu Air Palmerah Jebol

Kompas.com - 06/02/2024, 05:52 WIB
Zintan Prihatini,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Petugas Unit Pelayanan Sampah (UPS) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI mengangkut sampah yang terbawa arus Kali Inspeksi Grogol, Palmerah, Jakarta Barat secara manual.

Petugas Saringan UPS Badan Air Dinas LH DKI Jakarta Agus mengatakan, ini disebabkan tembok pos pantau Pintu Air Palmerah jebol. Peralatan penyaring sampah pun mati.

“Lagi begini mati semua alat, enggak bisa berfungsi. Jadi aliran listrik yang ada di panel rumah jaga pusatnya di situ (pos pantau) semua yang longsor, jadi mati semua,” ujar Agus saat ditemui di lokasi, Senin (5/2/2024).

Baca juga: Pos Pantau Pintu Air Palmerah Jebol, Bongkahan Tembok Jatuh ke Kali

Sampah yang ikut terbawa aliran kali menyangkut di sisi-sisi bongkahan tembok yang roboh. Agus menyebut, sementara ini petugas hanya menggunakan alat seadanya untuk membersihkan sampah agar air tidak meluap.

“(Kalau sampah tidak ditangani) banjir, sampai ke atas. Di permukiman atas sudah banjir tadinya, (air) sudah naik ke rumah warga,” kata dia.

Adapun jembatan pos pantau sudah dibangun sekitar tahun 2000. Menurut Agus, jebolnya konstruksi bangunan karena tingginya debit air saat hujan.

“Di bawahnya itu (jembatan) enggak ada paku bumi yang buat di pinggiran. Jadi benar-benar hanya bangunan,” ucap Agus.

Baca juga: Pos Pantau Pintu Air Palmerah Jebol, Petugas: Memang Sudah Ambles dan Keropos

Ia menjelaskan, pintu air biasa dibuka ketika debit air meningkat. Dengan begitu, air dari Kali Inspeksi Grogol tak akan meluap dan melimpas ke permukiman warga. Namun, ketika Agus membuka pintu air pada Senin sore, tembok pos pantau justru roboh lalu jatuh ke dasar kali.

“Kalau saya enggak buka pintu air, (warga) di atas pasti sudah teriak-teriak minta dibuka, karena banjir. Cuma risiko saya sebagai pekerja sudah SOP, membuka walaupun ada risikonya kayak begini (pos pantau jebol),” ungkap Agus.

Curah hujan tinggi, lanjut dia, menyebabkan debit air meningkat dan terus mengikis tembok yang sudah lapuk.

Sementara itu, Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Barat Purwanti menjelaskan, pos pantau yang jebol berada di sekitar saringan sampah milik Dinas LH DKI.

“Yang longsor konstruksi rumah genset, (akibat) tergerus air yang cukup deras. Saat ini sedang dilakukan upaya pengangkatan beberapa panel bar screen supaya tidak terjadi efek bendung," kata Purwanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com