BOGOR, KOMPAS.com - Trotoar di Jalan Dewi Sartika, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor jadi tempat berjualan sejumlah pedagang kaki lima (PKL).
Dalam pantauan Kompas.com di lokasi, banyak PKL yang berjualan makanan, minuman, sepatu, sol sepatu, tas, dompet, kaos kaki, dan aksesoris rumah tangga, di atas trotoar.
Ada juga pedagang yang sedang mendorong lalu mengangkat gerobaknya ke atas trotoar.
Gerobak PKL hampir menutupi jalur pejalan kaki.
Baca juga: Satpol PP Kota Bogor Klaim Sudah Imbau PKL agar Tak Berjualan di Trotoar Jalan Merdeka
Bahkan gerobak jualan mereka berada di jalur kuning untuk penyandang disabilitas.
Trotoar yang seharusnya bisa dilalui oleh dua orang, kini hanya bisa dilalui pejalan kaki dari satu arah.
Akibatnya, pejalan kaki harus berjalan di badan jalan karena trotoar dipadati PKL.
Padahal, di lokasi terdapat petugas Satpol PP yang tengah berjaga.
Sedangkan sisi seberang jalan dekat alun-alun digunakan sebagai lahan parkir motor.
Salah satu warga yang melintas, Acih (50) menyayangkan trotoar sudah kehilangan fungsi utamanya.
Baca juga: Trotoar di Jalan Merdeka Sudah Bagus, Malah Dipakai Parkir Motor dan Lapak PKL
Dari hari ke hari, sebagai pejalan kaki, Acih tidak bisa lagi menggunakan fasilitas tersebut dengan leluasa.
“Sayang banget trotoar untuk pejalan kaki harus dibagi-bagi juga sama pedagang. Kita kalau jalan jadi gak nyaman aja,” ucap Acih saat diwawancarai Kompas.com, Jumat (9/2/2024).
Pengguna jalan lain, Yusuf (44), merasa terganggu dengan PKL yang berjualan di atas trotoar.
Yusuf mengaku, jika dalam kondisi terpaksa, ia menggunakan bahu jalan yang hampir mepet ke badan jalan untuk bisa melintas.
Meski ia sadar betul, hal itu sangat membahayakan nyawanya.
“Keganggu banget kalau lagi jalan. Jadinya saya suka pilih jalan mepet-mepetan sama motor atau mobil yang lewat,” ujar Yusuf.
Baca juga: Seorang Remaja Diduga Tewas karena Ikut Tawuran di Depok
Pejalan kaki bernama Hasan (53), menilai keberadaan trotoar yang digunakan untuk berjualan sering terlihat di kota-kota besar, termasuk Bogor.
Menurutnya, trotoar tidak berfungsi dengan baik akibat ketidakmampuan aparat setempat.
“Coba dicek lagi penertibannya gimana. Trotoar yang banyak dipakai dagang itu karena mungkin kurangnya penertiban, atau ada tapi gak didengar,” ujar Hasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.