JAKARTA, KOMPAS.com - Sopir truk berinisial EAE (31) masih diperiksa polisi sebagai saksi kecelakaan lalu lintas di Kantor Satlantas Wilayah Jakarta Timur, Selasa (13/2/2024).
"Sopir diamankan di Satlantas, berikut dengan surat berkendara dan kendaraannya," tutur Kanit Laka Satlantas Satwil Jakarta Timur Iptu Darwis Yunarta saat dihubungi, Selasa (13/2/2024).
Adapun, truk beras berpelat G yang dikendarai EAE melindas siswa SMA berinisial AKF di Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (12/2/2024) pagi.
Baca juga: Terlindas Truk Beras, Pelajar di Pulogadung Awalnya Hendak Menyalip
AKF sedang melintasi Jalan Bekasi Timur Raya wilayah Pisangan Timur, Pulogadung, sekitar pukul 06.30 WIB.
Di tengah perjalanan menuju sekolah, ia terlindas truk beras tepat di seberang Rutan Cipinang, Cipinang Muara, Jatinegara.
Sementara itu, truk beras berpelat G yang dikendarai EAE (31) sedang melintas menuju Pasar Induk Beras Cipinang usai berputar di depan Lapas Cipinang.
Saat motor AKF oleng dan terjatuh, korban terlempar ke sebelah kiri dan masuk ke kolong truk beras itu.
"Korban terlempar dan tergilas ban kiri belakang truk yang berjalan searah. Akibatnya, korban terluka berat dan meninggal dunia di TKP (tempat kejadian perkara)," terang Darwis.
Baca juga: Diduga Terpeleset, Pengendara Motor Tewas Terlindas Truk Beras di Pulogadung
Berdasarkan hal tersebut, saat ini pihak Darwis masih memeriksa EAE sebagai saksi.
Sebelumnya, AKF terlibat kecelakaan lalu lintas sehingga meninggal dunia di tempat.
Saksi mata bernama Darsa (40) menduga, AKF tergelincir karena tinggi jalan biasa dan jalur Transjakarta berbeda.
"Kayaknya karena kagok tinggi jalannya berbeda, jadinya kepleset dan terguling ke kolong truk," ujar dia di lokasi kejadian, Senin.
Darsa tidak mengetahui pasti posisi motor itu berada dan ke arah mana korban melaju.
Namun, berdasarkan penuturan pengendara motor lainnya yang berhenti saat peristiwa terjadi, motor terpeleset.
Sebab, tinggi jalur Transjakarta atau jalur paling kanan Jalan Bekasi Timur Raya, baik di wilayah Pisangan Timur maupun Cipinang Muara, sama-sama tidak rata.
Jalur Transjakarta di dua jalan raya itu lebih tinggi daripada jalan biasa.
"Posisinya, truk di jalur paling kanan karena mau naik ke flyover. Motornya kayaknya kepeleset karena jalanan enggak rata. Truknya bermuatan berat, jadinya enggak bisa pakem ngeremnya, jadinya pengendara motor kehantam," ujar Darsa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.