JAKARTA, KOMPAS.com - Nurlita Sari (47) merupakan Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dalam pencoblosan surat suara pemilu di TPS 22 Panti Sosial Bina Laras Sentosa 3, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (14/2/2024).
Bukan hanya tahun ini, ia juga pernah menjadi petugas KPPS pada pemilu 2019 di lokasi yang sama.
Ia mengaku tak khawatir selama menjadi petugas KPPS, baik pemilu saat ini maupun periode sebelumnya.
"Karena sudah pernah tahun sebelumnya, enggak ada masalah. Karena mereka (pasien) punya pendamping, jadi aman, kami enggak khawatir atau takut," kata Nurlita saat ditemui di lokasi.
Baca juga: TPS di Panti Sosial Grogol Mulai Hitung Surat Suara Capres-Cawapres
Untuk pencoblosan hari ini, tidak ada kendala yang dihadapi oleh petugas KPPS.
Hanya saja, beberapa pasien kesulitan untuk melipat surat suara dan harus dibantu oleh pendampingnya.
"Enggak ada kendala. Kalau misalkan ribut, ribut kecil. Kayak model anak-anak ngomong, tetapi mereka enggak main fisik," ucap dia.
Nurlita enggan mengira-ngira upah sebagai petugas KPPS. Bagi warga asli Jakarta itu, pembayaran dianggap sebagai bonus.
Untuk menggelar tempat pemungutan suara (TPS) di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 3 pun tak mudah.
Kata Nurlita, peralatan yang dibutuhkan baru dipersiapkan H-1 menjelang pencoblosan.
"Kalau dulu mencoblos di aula (panti) ada AC segala macam. Kalau sekarang mejanya saja persiapannya kemarin sore, jumlahnya kurang jadi harus pinjam," tutur Nurlita.
Baca juga: Penghitungan Selesai, Prabowo-Gibran Unggul di 3 TPS Panti Sosial Grogol
Lantaran lokasinya yang sempit, akhirnya tiga TPS dibangun di halaman depan panti tersebut.
"Mau dempet-dempetan begini ya sudah mau bagaimana lagi," imbuh dia.
Ada 250 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Panti Sosial Bina Laras Sentosa 3 yang menggunakan hak pilihnya.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Panti Sosial Bina Laras Sentosa 3 Asta Devin Loriana menyampaikan, warga binaan yang menjadi daftar pemilih tetap (DPT) adalah pasien yang telah didata pemilu 2019.
"Jadi (pemilih) yang sekarang itu hasil skrining dari dokter jiwa lima tahun lalu, kemudian disimpan namanya menjadi DPT untuk tahun 2024," ungkap Asta.
"Dasarnya ada skrining dari dokter jiwa. Menurut KPU, tahun 2024 ini mereka tidak didampingi dokter jiwa," tambah dia.
Warga sekitar yang termasuk dalam TPS di Panti Sosial Bina Laras Sentosa 3 juga ikut mencoblos di tempat yang sama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.