Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Keluarga PPSU Utan Kayu yang Tutup Usia Saat Bertugas Urus Logistik Pemilu

Kompas.com - 15/02/2024, 15:13 WIB
Baharudin Al Farisi,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Diztio Indianto (28) tak kuasa menahan air mata saat mengungkapkan bahwa ayahnya, Zubaidi (54), mempunyai riwayat penyakit sesak napas.

Pasalnya, Zubaidi yang merupakan petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Kelurahan Utan Kayu itu tidak memberitahu istri, Tahiyat (53), dan rekan seprofesinya.

“Memang, bapak kalau kecapean, dadanya suka sakit. Saya sudah ajak, tapi bapak enggak mau berobat. Pokoknya kalau kecapean dikit, dadanya sakit,” ungkap Diztio saat ditemui Kompas.com di Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (15/2/2024).

Baca juga: PPSU Meninggal Saat Urus Logistik Pemilu di GOR Matraman, Sempat Sesak Napas tapi Lanjutkan Pekerjaan

“Ngomongnya sama anaknya, sama saya enggak pernah ngomong,” timpal Tahiyat.

Diztio tak kuasa menahan tangis saat mengingat Zubaidi yang terlalu bekerja keras sehingga tidak memikirkan kesehatannya.

“Bapak enggak mau (diperiksa), dia terlalu fokus sama kerjanya. Jadi, dia enggak mau itu. Saya mau anterin, dia enggak mau juga. Maunya dia ya merasakan sendiri. Dia enggak mau kasih tahu teman-temannya, enggak mau,” ujar Diztio sambil menangis.

Beberapa waktu sebelum meninggal dunia, Zubaidi sempat berpesan kepada Diztio agar meneruskan profesinya sebagai PPSU Utan Kayu.

“Saya sih mengikhlaskan saja, memang sudah takdir, enggak ada yang tahu. Semoga saya bisa gantiin bapak sih,” kata Diztio.

“Dia sudah pesan gitu sih. Bilangnya, 'nanti gantiin bapak ya jadi PPSU, buat nafkahin ibu, buat urus ibu'. Itu sudah ngomong. Sudah lama (titip pesannya), sudah sering diomongin, 'entar bantuin bapak ya kalau bapak sudah pensiun',” tambahnya.

Mengingat usianya yang mendekati waktu pensiun, Zubaidi bekerja tanpa mengenal waktu dan lelah. Keluhan soal pekerjaan tak pernah terdengar oleh keluarga.

“Karena dia berpikir masih punya tanggungan, masih ada yang harus dibayar, kebutuhan harus terpenuhi. Jadi, bapak pikirannya ke situ,” ungkap Tahiyat.

Baca juga: Istri PPSU Utan Kayu Pingsan Dengar Kabar Suaminya Meninggal Saat Urus Logistik Pemilu

Tutup usia saat bertugas

Zubaidi meninggal dunia saat bertugas mengurus logistik pemilihan umum (pemilu) 2024 di GOR Matraman, Jakarta Timur, Selasa (13/2/2024).

Berdasarkan informasi yang diterima keluarga dari teman-teman PPSU Zubaidi, mendiang tiba-tiba saja lemas dan terjatuh.

Oleh karena itu, almarhum langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur.

“Saya dapat kabar sekitar jam 21.00 WIB, bapak masuk rumah sakit, baru dikasih kabar kayak gitu,” ujar Indianto.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com