Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Bogor: Sirekap Hanya Membawa Masalah Baru

Kompas.com - 16/02/2024, 12:51 WIB
Ruby Rachmadina,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Gerindra Kota Bogor, Said Muhamad Mohan, menilai, Sistem Informasi Rekapitulasi Suara (Sirekap) tidak siap beroperasi dengan optimal pada Pemilu 2024.

Hal ini justru menimbulkan masalah baru, antara lain angka yang diinput berbeda dengan suara yang dihimpun di tempat pemungutan suara (TPS).

“Sirekap hanya membawa masalah baru,” ucap Said saat diwawancarai Kompas.com, Jumat (16/2/2024).

Baca juga: Sirekap Bikin Suara Capres Menggelembung, KPPS: Di Kota Saja Bermasalah, Gimana Pelosok...

Ia mengatakan, saksi yang dikerahkan Partai Gerindra melihat rekapitulasi suara melalui Sirekap di TPS sangat berantakan.

Pertama, banyaknya petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang tidak mengunggah foto dokumen formulir C hasil penghitungan suara ke Sirekap.

“Pelaksanaannya berantakan, dari data yang masuk ke kami, banyak sekali yang tidak menggunakan Sirekap, PDI-P juga,” ujar dia.

Kedua, sejumlah saksi dari Partai Gerindra di TPS juga tidak bisa melihat hasil unggahan di Sirekap.

Saat saksi meminta foto dokumen dan hasil pembacaan OCR/ OMR, petugas KPPS sebut sistem Sirekap bermasalah.

Baca juga: Sempat Menggelembung di Sirekap, Suara Prabowo-Gibran di TPS 026 Kembangan Sudah Direvisi

“Petugas KPPS, ketika saksi kami meminta, mereka menyatakan sistemnya eror, server-nya down, dan lain sebagainya,” ujar Said.

Akibatnya, banyak saksi yang dikerahkan Partai Gerindra di TPS pulang tanpa membawa hasil Sirekap.

Padahal, data Sirekap dalam format PDF akan ia gunakan untuk keperluan laporan atau pembanding saat rapat pleno.

“Tadinya kami berpikir data itu bisa kami dapatkan dan menjadi pegangan kami karena itu bisa menjadi bahan pembanding pada saat rapat,” tutur Said.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com