JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum Rektor Universitas Pancasila berinisial ETH, Raden Nanda Setiawan mengungkapkan, kasus dugaan pelecehan mulai ramai diperbincangkan saat berjalannya proses pemilihan rektor baru kampus tersebut.
Nanda mengatakan, pemilihan rektor di Universitas Pancasila tengah berlangsung hingga Maret 2024 nanti.
Oleh karena itu, dia mengaku merasa janggal bahwa kasus tersebut diramaikan saat proses pergantian rektor tengah berlangsung.
"Terlalu janggal apabila baru dilaporkan pada saat proses pemilihan rektor baru," kata Nanda saat dikonfirmasi, Minggu (25/2/2024).
Baca juga: Bantah Dugaan Pelecehan, Rektor Universitas Pancasila Serahkan Kasusnya ke Pihak Kepolisian
Dia mengatakan, kejanggalan ini juga diperkuat karena korban baru melapor padahal disebut terjadi sudah satu tahun yang lalu.
"Terlebih lagi, isu pelecehan seksual yang terjadi satu tahun lalu," ujar Nanda.
Untuk itu, dia mengklaim bahwa laporan ini tidak benar dan tidak terjadi unsur pelecehan tersebut.
"Namun, kembali lagi hak setiap orang bisa mengajukan laporan ke Kepolisian. Tetapi, perlu diketahui, laporan atas suatu peristiwa fiktif akan ada konsekuensi hukumnya," katanya.
Baca juga: Korban Dugaan Pelecehan Rektor Universitas Pancasila Minta Perlindungan ke LPSK
Lebih lanjut, Nanda menegaskan bahwa kliennya siap mengikuti proses laporan tersebut.
"Kami percayakan kepada pihak kepolisian untuk memproses secara profesional," ujarnya.
Untuk diketahui, Kuasa Hukum korban berinisial RZ, Amanda Manthovani mengungkapkan dugaan pelecehan seksual ini terjadi pada 6 Februari 2023.
"Saat itu RZ dapat laporan dari sekretaris rektor, bahwa hari itu dia harus menghadap rektor. Jam 13.00 WIB dia menghadap rektor, dia ketuk pintu, pas dia buka pintu rektornya sedang duduk di kursi kerjanya," ujar Amanda.
Korban kemudian, menurut Amanda, duduk di kursi yang berada di hadapan ETH.
Baca juga: LPSK Bakal Dalami Kronologi dan Kondisi Psikis Korban Dugaan Pelecehan di Universitas Pancasila
Menurut dia, kala itu ETH memberikan sejumlah perintah terkait pekerjaan kepada korban. Tetapi, sang rektor perlahan bangkit dari kursinya lalu duduk di dekat RZ.
"Enggak lama kemudian dia sambil duduk nyatet-nyatet, tiba-tiba dia dicium sama rektor, pipinya," kata Amanda.
RZ yang terkejut lantas berdiri dari posisinya. Korban mengaku ketakutan dan hendak melarikan diri dari lokasi kejadian.
Akan tetapi, ETH tiba-tiba memintanya untuk meneteskan obat tetes dengan dalih matanya memerah.
Dalam kondisi tersebut, RZ melakukan permintaan ETH dengan jarak yang tak terlalu dekat. Di saat itulah, ETH melecehkan RZ.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.