JAKARTA, KOMPAS.com - Maman, pedagang daging di Pasar Koja Baru, Jakarta Utara mengaku bingung mengapa harga daging kerap melonjak jelang Ramadhan.
Dia mengaku, tak pernah tahu apa penyebab kenaikan harga daging tersebut.
"Sekarang tuh enggak jelas. Jadi, kalau pedagang di pasar ini, informasi langsung dari pemotongan kalau ada kenaikan. Kenaikannya dari mana saya juga enggak tahu," ujar Maman ketika diwawancarai Kompas.com, Kamis (7/3/2024).
Baca juga: Harga Tomat Ikut Naik Jelang Bulan Ramadhan
Maman mengungkapkan, para pedagang daging tidak bisa menaikan harga semena-mena.
"Ya, itu lah permainan orang-orang di atas, kalau pedagang tidak bisa menaikan harga daging semena-mena," sambungnya.
Maman mengatakan, penjual daging pernah melakukan mogok berjualan akibat harga daging yang terlalu tinggi.
Namun, harga daging tetap tidak mengalami penurunan, justru terus melonjak.
"Kita udah mogok segala macam, abis mogok bukan turun malah naik, susah pedagang kecil mah," jelasnya.
Ia mengakui, kenaikan harga daging satu minggu menjelang Ramadhan memang belum mencapai 50 persen.
Baca juga: Ikuti Jejak Cabai, Harga Bawang Merah dan Bawang Putih Ikut Melonjak
"Kenaikannya belum sampai 50 persen, sekitar Rp. 10.000-an naiknya," katanya.
"Dari yang Rp. 130.000 menjadi Rp. 140.000, yang Rp. 140.000 menjadi Rp. 150.000," sambungnya.
Umay, pedagang daging lainnya juga membenarkan harga daging yang kini mulai melonjak/
"Iya ada kenaikan, jualnya Rp.140.000 sekarang jualnya Rp. 150.000-Rp. 160.000," ucapnya.
Sama seperti Maman, Umay juga mengaku tak tahu penyebab pasti dari kenaikan daging di setiap bulan Ramadhan.
"Saya juga enggak tahu kenaikannya disebabkan karena apa juga," tutupnya.
Baca juga: Jelang Ramadhan, Harga Cabai di Pasar Koja Baru Jakarta Utara Terus Melonjak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.