Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janji Jakpro Beri Pekerjaan ke Warga Kampung Susun Bayam yang Mau Tinggalkan Rusun...

Kompas.com - 27/05/2024, 07:46 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Janji-janji manis dilontarkan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) di tengah konflik dengan warga Kampung Susun Bayam (KSB) di Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Salah satunya, PT Jakpro berjanji memberikan pekerjaan bagi warga KSB yang bersedia meninggalkan rumah susun (rusun) Kampung Bayam dan pindah ke hunian yang sudah disiapkan.

"Setelah warga menempati fasilitas hunian yang disiapkan, Jakpro berencana untuk memberikan beberapa fasilitas pendampingan dan pemberdayaan warga melalui program pelatihan persiapan tenaga siap kerja, pelatihan, dan pendampingan urban farming, serta kesempatan untuk menjadi tenaga siap kerja yang akan disalurkan ke beberapa venue-venue Jakpro," kata pihak Jakpro dalam keterangan tertulis yang diterima oleh Kompas.com, Minggu (26/5/2024).

Selain itu, PT Jakpro juga berjanji memberikan pendampingan kepada warga yang berkebutuhan khusus. Dijanjikan pula oleh Jakpro bahwa pihaknya tidak akan melakukan tindak kekerasan apa pun terhadap warga KSB.

"Jakpro berkomitmen untuk menjaga keamanan warga, memberikan pendampingan kepada warga berkebutuhan khusus seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak, serta tidak melakukan kekerasan dalam setiap proses kegiatan apa pun di lapangan," bunyi keterangan tersebut.

Baca juga: JakPro Berjanji Akan Berikan Pekerjaan untuk Warga Kampung Susun Bayam

Didukung DPRD

Wacana ini mendapat dukungan Ketua Fraksi Partai Gerindra Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta, Nurhasan. Nurhasan menyebut, warga KSB tidak hanya membutuhkan tempat tinggal yang layak, tapi juga penghasilan.

"Perihal kerja di venue Jakpro menurut saya baguslah. Kan selain hak mendapatkan ruang hidup yang layak, juga perlu penghasilan," ujar Nurhasan dalam keterangan resmi yang diterima oleh Kompas.com, Minggu (25/5/2024).

Tak hanya itu, Nurhasan juga meminta Jakpro segera menyelesaikan proses mediasi supaya warga KSB tidak terlalu lama tinggal di hunian sementara (huntara) yang ada di Ancol, Jakarta Utara. 

Dari proses mediasi itu, Nurhasan berharap muncul kesepakatan yang sama-sama menguntungkan warga KSB dan Jakpro.

"Saya berharap dapat terselesaikan segera proses mediasi antara warga dengan Jakpro, yang di mana dengan musyawarah dan mufakat hingga tercapai win win solusi agar warga tidak terlalu lama tinggal di hunian sementara," terangnya.

Penggerudukan

Sebelumnya, ratusan sekuriti utusan Jakpro menggeruduk Rusun Kampung Bayam pada Selasa (21/5/2024). Pihak Jakpro meminta warga segera mengosongkan rusun.

Warga yang sedang asyik bersantai di unit masing-masing pun terkejut atas kedatangan ratusan sekuriti ini. Pasalnya, menurut warga, sebelumnya, tak ada pemberitahuan dari Jakpro untuk mengosongkan rusun.

Sempat terjadi bentrok antara warga KSB dengan ratusan sekuriti. Warga kompak menghalangi sekuriti agar tidak masuk ke area rusun.

Namun, akhirnya, kedua pihak duduk bersama untuk melakukan proses mediasi. Dari mediasi itu, warga KSB untuk sementara waktu bersedia meninggalkan rusun Kampung Bayam dan tinggal di huntara yang berada di Jalan Tongkol, Ancol, Jakarta Utara.

Dalam proses mediasi tersebut, warga KSB dan Jakpro membuat sejumlah kesepakatan. Salah satunya, warga bersedia angkat kaki jika Ketua Kelompok Tani KSB bernama Furqon dibebaskan dari tahanan Polres Jakarta Utara.

Halaman:


Terkini Lainnya

SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

SYL Klaim Beri Rp 1,3 Miliar ke Firli Bahuri, Kapolda Metro: Menarik, Akan Kami Cek

Megapolitan
Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi 'Online' untuk Bayar Sewa Kos

Selebgram Bogor Gunakan Gaji dari Promosi Situs Judi "Online" untuk Bayar Sewa Kos

Megapolitan
Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Oknum Ormas Diduga Pungli ke Pengendara di Samping RPTRA Kalijodo, Warga Keberatan tapi Tak Berani Menegur

Megapolitan
Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Kasus Mertua Dianiaya Menantu di Jakbar, Pakar Nilai Ada Upaya Penghentian Perkara oleh Polda

Megapolitan
Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Pilu Calon Siswa di Depok Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi hingga Dugaan Adanya Kecurangan...

Megapolitan
Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Bawaslu DKI Bakal Surati Pengelola Apartemen yang Menolak Coklit Data Pemilih Pilkada 2024

Megapolitan
Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Bahagianya Klautidus Terima Kaki Palsu dari Kemensos, Kini Bisa Kembali Jadi Petani

Megapolitan
Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Bus Wisata Ukuran Besar Bisa Parkir di Stasiun Gambir, tapi Lahannya Terbatas

Megapolitan
Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Mertua Korban Penganiayaan Menantu di Jakbar Gugat Kapolri-Kapolda ke Pengadilan

Megapolitan
Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Parpol Lain Dinilai Sulit Dukung Anies-Sohibul, PKS Bisa Ditinggal Calon Mitra Koalisi

Megapolitan
Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Selebgram Bogor yang Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online Berstatus Mahasiswa

Megapolitan
Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Persiapan Pilkada Jakarta 2024, Bawaslu DKI: Ada Beberapa Apartemen Menolak Coklit

Megapolitan
Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Petugas Parkir di Stasiun Gambir Mengaku Sering Lihat Bus Wisata Diadang Preman

Megapolitan
PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Dia Sulit Bersaing dengan Nama Besar

Megapolitan
Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com