Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Kompas.com - 23/05/2024, 07:57 WIB
Firda Janati,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Konflik antara warga Kampung Susun Bayam (KSB) di Tanjung Priok, Jakarta Utara, dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) memasuki babak baru. 

Warga akhirnya angkat kaki dari rumah susun (rusun) yang berlokasi di samping Jakarta International Stadium (JIS) itu. Pada saat bersamaan, ketua kelompok tani KSB yang sebelumnya ditahan oleh polisi selama lebih dari sebulan, dibebaskan.

Dua peristiwa ini bermula dari penggerudukan terhadap warga Kampung Susun Bayam.

Penggerudukan

Pada Rabu (21/5/2024), ratusan sekuriti yang mengaku diperintah oleh PT Jakpro menggeruduk rusun Kampung Bayam.

Penggerudukan itu terjadi pukul 10.22 WIB. Warga yang sedang asik bersantai di dalam unit masing-masing pun langsung panik berhamburan keluar.

Dalam video rekaman yang diterima oleh Kompas.com, saat penggerudukan warga berbondong-bondong menahan agar para sekuriti tidak masuk ke dalam area rusun. Beberapa warga memvideokan aksi penggerudukan itu sambil menangis dan meminta pertolongan.

Baca juga: Ketika Warga Dipaksa Angkat Kaki dari Kampung Susun Bayam...

Para sekuriti itu mengaku diutus oleh Jakpro untuk memerintahkan warga segera meninggalkan rusun. 

Dalam pernyataan resminya, Jakpro menyebut telah memberikan ganti rugi kepada warga KSB yang huniannya terdampak pembangunan JIS melalui program Resettlement Action Plan (RAP) pada tahun 2019 lalu.

"Lewat program RAP Kelompok Paguyuban Warga Kelompok Tani Kampung Bayam Madani juga sudah mendapat ganti untung. Tercatat 422 KK (kepala keluarga) mendapat ganti untung sebesar Rp 1,17 miliar," kata pihak Jakpro dalam keterangan resmi yang diterima oleh Kompas.com.

Jakpro juga mengaku sudah melakukan berbagai sosialisasi secara humanis kepada warga KSB. Warga disebut telah sepakat untuk mengosongkan area eksisting dan membongkar huniannya sendiri.

"Sesuai dengan Berita Acara Serah Terima (BAST) yang disepakati kedua belah pihak, di mana warga sepakat untuk mengosongkan area eksisting dalam jangka waktu 30 hari," sambung pihak Jakpro.

Karena itu, Jakpro meminta warga yang sudah menerima uang ganti rugi untuk angkat kaki dari rusun.

Angkat kaki

Penggerudukan ratusan sekuriti terhadap warga KSB sempat memanas. Sempat terjadi adu argumen antara kedua pihak.

Pada akhirnya, warga sepakat untuk meninggalkan KSB. Namun, mereka membuat surat perjanjian dengan pihak Jakpro sebelum angkat kaki.

Salah satu kesepakatan yang dibuat, yakni, pembebasan Ketua Kelompok Tani KSB bernama Furqon. Warga bersedia meninggalkan KSB jika Furqon dibebaskan dari tahanan polisi.

Halaman:


Terkini Lainnya

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Megapolitan
Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com