JAKARTA, KOMPAS.com - Bukan hanya diminta untuk mengosongkan rumah, ibunda Furqon, Ketua Tani Kampung Susun Bayam (KSB) sempat ingin dibawa paksa saat penggerudukan rusun terjadi pada Selasa (21/5/2024).
Ibunda Furqon, menurut salah seorang warga bernama Sudir (56), langsung ditarik oleh seorang polwan dan diminta masuk ke dalam bus.
"Itu diambil, ditarik, dijemput sama polwan dimasukin ke bus," kata Sudir saat diwawancara oleh Kompas.com di lokasi kejadian Selasa (21/5/2024).
Baca juga: Ketika Warga Dipaksa Angkat Kaki dari Kampung Susun Bayam...
Saat diminta masuk ke dalam bus, ibunda Furqon berteriak 'saya bukan pencuri, saya bukan perampok'.
Sampai akhirnya, ada warga yang melihat dan mencegah agar ibunda Furqon tidak dibawa pergi.
"Untung ada yang lihat, kalau enggak udah dibawa mungkin," sambungnya.
Baik warga dan ibunda Furqon tak mengetahui jelas maksud polwan itu membawa dirinya pergi dari KSB.
Tak diketahui jelas pula, akan dibawa kemana ibunda Furqon oleh polwan tersebut. Beruntungnya kini, Ibunda Furqon sudah bisa berkumpul bersama keluarganya lagi.
Baca juga: Sudah Lakukan Ganti Untung, Jakpro Minta Warga Kampung Susun Bayam Segera Kosongi Rusun
Seperti yang diberitakan sebelumnya, KSB mendadak digeruduk oleh ratusan sekuriti yang mengaku diperintah oleh Jakpro.
Ratusan sekuriti itu meminta agar warga segera mengosongi KSB, karena dianggap tinggal tanpa izin.
Sejak awal warga KSB sepakat untuk rumahnya digusur agar tanahnya bisa dibangun Jakarta International Stadium (JIS), Jakpro mengaku sudah memberikan uang ganti rugi kepada warga.
Bahkan warga sepakat untuk membongkar huniannya itu secara mandiri.
Total dana yang dikeluarkan Jakpro sebesar 1,17 Miliar untuk kompensasi warga yang bersedia rumahnya digusur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.