Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaum Perempuan Geruduk Istana, Teriak "Mau Lebaran tapi Beras Mahal!"

Kompas.com - 08/03/2024, 09:51 WIB
Xena Olivia,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemerosotan demokrasi dan ekonomi di Indonesia menyulut kaum perempuan untuk turun ke jalan.

Mereka yang mengatasnamakan diri "Perempuan Indonesia Geruduk Istana" menggelar unjuk rasa, Jumat (8/3/2024).

Berkumpul di depan Kantor Bawaslu RI, Jalan M.H Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat sejak pagi hari, mahasiswi hingga kaum ibu itu pun memulai long march ke lapangan silang Monas yang berada di seberang Istana Kepresidenan Jakarta, sekitar pukul 08.30 WIB.

Mereka berdandan kasual. Mengenakan kaos hitam, bercelana jins, dan bersepatu kets. 

Baca juga: Prihatin Kemunduran Demokrasi, Warga Banyumas Gelar Tapa Pepe di Alun-alun

Beberapa ada yang mengenakan topi dan kacamata hitam demi menghindari terik matahari. Tetapi lebih banyak yang tanpa penyekat dan membiarkan kulit mereka disinari mentari pagi.

Sejumlah tuntutan tertulis di dalam poster yang mereka angkat tinggi-tinggi ke udara.

"Aku mau Indonesia tanpa oligarki," tulis salah satu poster.

"Mau lebaran tapi beras mahal," demikian tulis poster lain.

Sesekali, mereka meneriakkan tulisan yang ada di poster sehingga membuat pengendara kendaraan bermotor yang melintas, menoleh.

Baca juga: Prabowo-Gibran Hampir Dipastikan Menang Pilpres, Diminta Tak Matikan Demokrasi dan Pulihkan KPK

Saat long march, massa mengumandangkan yel-yel dengan kompak. Yel-yel itu berisi permintaan agar Presiden Joko Widodo bertanggung jawab atas merosotnya demokrasi dan perekonomian Indonesia.

Long march itu sendiri berjalan kondusif. Massa berjalan di sisi kiri jalan serta hanya mencaplok satu ruas. Kendaraan bermotor melaju di ruas tengah dan kanan.

Sejumlah polisi berjaga sembari mengatur lalu lintas supaya tetap mengalir. Hingga pukul 09.43 WIB, massa masih melakukan long march menuju tempat Presiden Joko Widodo beraktivitas sehari-hari. 

Aksi unjuk rasa ini diketahui digelar mengambil momentum Hari Perempuan Internasional. 

Baca juga: Senjakala Kepakaran dan Demokrasi Kita

Tanggal 8 Maret diperingati sebagai tonggak sejarah perjuangan perempuan seluruh dunia untuk mencapai kesetaraan, pemenuhan hak-hak, dan pengakuan atas Hak Asasi Manusia.

Massa Perempuan Indonesia Geruduk Istana sendiri menyoroti sejumlah kemerosotan demokrasi yang terjadi di dalam negeri selama pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Antara lain melanggengkan kekuasan oligarki dan kekerasan yang mentarget para pejuang keadilan serta impunitas pada para penjahat HAM, DPR yang dinilai tidak menjalankan fungsi check and balances, dan Jokowi yang dinilai melakukan pengkondisian politik dengan tujuan mempertahankan pengaruh dan kekuasaannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com