Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapat Warga Jakarta soal Hilangnya Status Daerah Khusus Ibu Kota, Ada yang Sedih dan Cuek

Kompas.com - 09/03/2024, 09:42 WIB
Nabilla Ramadhian,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Status Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) yang disematkan pada Jakarta habis sejak 15 Februari 2024.

Berakhirnya status ibu kota seiring implementasi Undang-Undang (UU) Nomor 21 Tahun 2023 tentang Perubahan atas UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (IKN).

Menanggapi hal tersebut, warga Jakarta Utara bernama Josua (30) mengungkapkan kesedihannya.

"Sedih sih. Berarti sekarang kalau ke mana-mana dibilangnya, 'Ih orang daerah'," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/3/2024).

Baca juga: Stafsus Presiden Sebut IKN Baru Efektif Jadi Ibu Kota Negara Setelah Ada Keppres

Josua mengaku lahir dan besar di Jakarta. Oleh karena itu, dia terbiasa disebut sebagai "anak Ibu Kota" oleh teman-temannya yang berasal dari luar Jakarta.

Kini, dia mengaku perlu membiasakan diri dengan kelakar teman-temannya yang akan mengganti sebutan "anak Ibu Kota" menjadi "orang daerah".

"Sekarang jadi bakal tahu, 'Oh, ternyata begini rasanya dibilang orang daerah'," kata Josua.

Sedangkan Anggita (27), warga Pademangan, Jakarta Utara, merasa sedih dan senang dengan pencabutan status Jakarta sebagai Ibu Kota Negara.

GIta merasa sedih karena sudah lama mengetahui Jakarta sebagai ibu kota negara, alias pusat dan jantung Indonesia.

"Dan pasti bakal ada yang berubah, entah dari perekonomian dan yang lainnya," kata Anggita kepada Kompas.com, Jumat.

Baca juga: Stafsus Presiden Tegaskan Jakarta Tetap Ibu Kota RI sampai Ada Keppres

Meski begitu, dia turut senang dengan dipindahkannya status Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Nusantara.

Menurut Anggita, kini orang-orang akan lebih tertarik untuk pindah dan tinggal di sana demi merasakan ibu kota baru.

Dengan kata lain, dia berharap bahwa populasi warga Jakarta bisa sedikit berkurang.

"Semoga Jakarta yang dikenal berpolusi ini bisa sedikit berkurang (polusinya), berkurang macetnya, dan populasi penduduknya semoga bisa berkurang seiring dengan dipindahkannya pusat pemerintahan ke IKN," ujarnya.

Baca juga: Heru Budi Tegaskan Status Jakarta Belum Berubah, Masih Ibu Kota Indonesia

Biasa saja

Pendapat biasa saja disampaikan Rafida (27), warga Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Halaman:


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com