Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingat Kematian, Titik Balik Tamin Menemukan Jalan Kebaikan sampai Jadi Marbut Masjid

Kompas.com - 19/03/2024, 08:43 WIB
Baharudin Al Farisi,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Pondok Labu, Jakarta Selatan, bernama Tamin (65) mengungkapkan titik balik kehidupannya yang berujung menjadi marbut di Masjid Al Jabr setelah dia mengingat kematian.

Oleh karena itu, Tamin menyuruh anak sulungnya belajar mengaji agar bisa merapalkan doa untuk orangtuanya jika kematian telah tiba.

Sebelum menemukan titik baliknya ini, Tamin mengaku kerap kali bermain gaple dan remi bersama teman-temannya dengan menggunakan uang.

Baca juga: Cerita Tobat Tamin, Dulunya Pemain Gaple, Kini Marbut Masjid Al-Jabr

Kegiatan ini menjadi rutinitas Tamin saat dia bekerja sebagai kondektur bus milik Perusahaan Umum (Perum) Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD).

“Yang saya bilang tadi ke anak pertama, 'belajar ngaji gih. Kalau lu enggak bisa ngaji, kalau Baba mati, yang ngajiin siapa? Ya sudah, ngaji deh, nanti Baba yang anterin'. Ya orang saya main gaple mulu, enggak bisa ngaji,” ungkap Tamin kepada Kompas.com, Senin (18/3/2024).

Selama proses mengantar anak sulungnya yang saat itu masih berusia 10 tahun, sedikit demi sedikit Tamin mulai mendapat hidayah.

“Iya (gara-gara ingat mati). Saat nunggu anak saya, saya tertarik saat dengar orang mengaji, 'enak banget orang ngaji ya’, gitu. Padahal enggak bisa mengaji,” kata Tamin.

Alhasil, sekitar tahun 1990-an, Tamin mencari guru yang bisa mengajarkannya huruf-huruf hijaiyah. Bersamaan dengan itu, ia juga belajar mengenai akidah Islam kepada guru lain.

“Belajar akidah di Citayam saya. Nah di situ, saya baru sadar di situ. Habis itu memperdalam lagi dan lagi. Tahun 1996, saya mulai mengajar ilmu tauhid,” imbuh Tamin.

Baca juga: Kisah Thohir, Sembuh dari Penyakit Misterius Setelah Mengabdi Jadi Marbut Masjid

Usai melepas pekerjaan kondektur, Tamin menjadi petugas keamanan di salah satu SD yang satu yayasan dengan Masjid Al Jabr.

Namun, pekerjaannya itu tidak bertahan lama. Dia dipindahtugaskan menjadi marbut Masjid Al Jabr.

Tak ada penolakan, Tamin justru menganggapnya sebagai garis kehidupan yang telah ditakdirkan oleh Sang Pencipta.

“Kan kita, maaf ya, kalau jiwa sudah tua, mau cari pekerjaan apa? Ya kita ibaratnya sambil ibadah saja di Masjid. Jadi, keuntungan jadi marbut ya beribadah. Enggak (ada penolakan), memang sudah tua, mau ngapain? Ikhlas saja,” ungkap Tamin.

“Lah iya. Saya juga enggak sangka bisa jadi marbut. Itulah rahasia Allah. Kalau sudah rahasia Allah, apa pun yang terjadi, itulah,” pungkasnya.

Baca juga: Luas dan Sejuk, Serambi Masjid Sunda Kelapa Sering Jadi Tempat Istirahat bagi Pekerja

Untuk diketahui, istri Tamin dan dua anaknya telah menghadap Sang Pencipta. Namun, dua anak lainnya kini menjadi imam di Masjid Al Jabr.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com