JAKARTA, KOMPAS.com - Niat Sudarman (68) salah seorang warga Manggarai, Jakarta Selatan (Jaksel) mengabdi pada Masjid Al-Falaah bukan semata karena gaji, melainkan panggilan hati.
Sudarman mengaku, hanya mendapatkan gaji sebesar Rp. 300.000 setiap bulannya dari pihak Masjid Al-Falaah.
Namun, ia juga mendapatkan gaji tambahan dari Dewan Masjid Indonesia (DMI) sebesar Rp. 1.500.000 per enam bulan sekali.
Di usianya yang sudah tidak lagi muda, kesehatan Sudarman perlahan sudah mulai menurun dan mudah lelah.
Baca juga: Marbut Masjid Raya Palapa Baitus Salam: Saya Pengin Bersedekah Kayak Orang-orang...
Namun, semua pekerjaannya di masjid tetap ia jalani dengan ikhlas karena panggilan hati.
"Jujur aja, saya sih sebenarnya dari muda di Masjid Al-Falaah makanya udah susah, udah panggilan hati," tutur Sudarman ketika diwawancarai Kompas.com, Selasa (19/3/2024).
Ia juga mengungkapkan, berprofesi sebagai marbut menjadi salah satu alasan ia untuk terus menunaikan ibadah di masjid.
"Sembari ikut ibadah aja di sini. Saya terus terang aja, kalau enggak gitu ibadahnya jarang ada di masjid," sambungnya.
Menurut Sudarman, pahala ketika menunaikan ibadah berjamaah di masjid lebih besar dibandingkan di rumah.
Baca juga: Kisah Sadikun, Perantau Asal Blora yang Kini Jadi Marbut Masjid Raya Palapa Baitus Salam
Itu lah yang membuat ia selalu tak kenal lelah untuk mengabdi pada Masjid Al-Falaah hingga kini.
Meski hanya sebagai seorang marbut, Sudarman berusaha bekerja seprofesional mungkin.
Ia selalu mengemban tanggung jawab penuh di Masjid Al-Falaah.
Saat dini hari, Sudarman menjadi satu-satunya orang yang paling pertama datang ke Masjid Al-Falaah.
Setiap harinya, ia selalu memastikan bahwa kondisi masjid dalam keadaan bersih dan rapih, sebelum jamaah shalat subuh tiba.
Jika masjid belum rapih, Sudarman mengaku belum merasa tenang.
Baca juga: Selain Jadi Marbut dan Buka Warung Kelontong, Thohir Juga Ngojek untuk Bertahan Hidup