Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Klaim Rutin Keruk Kali, tetapi Jakarta Masih Banjir

Kompas.com - 23/03/2024, 10:06 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI mengeklaim telah melakukan berbagai upaya menangani banjir di Jakarta sebelum memasuki musim hujan.

Upaya yang rutin dilakukan salah satunya mengeruk sungai.

"Kami, Dinas SDA DKI Jakarta rutin mengeruk kali, waduk dan saluran," ujar Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum dalam keterangannya, Sabtu (23/3/2024).

Baca juga: Dinas SDA DKI Siagakan Petugas dan Pompa untuk Atasi Banjir di Jakarta

Menurut Ika, infrastruktur pengendali banjir di DKI Jakarta dirancang untuk menanggulangi curah hujan ekstrem.

Batasnya yakni 150 milimeter per hari untuk infrastruktur makro dan 100 milimeter per hari untuk infrastruktur mikro.

Dengan begitu, pengerukan kali, waduk, dan saluran diyakini dapat mengangkat sedimen sehingga kapasitas optimal menampung air guna meminimalkan banjir.

"Prinsipnya, selalu standby dan meningkatkan koordinasi dengan seluruh pihak untuk mempercepat penanganan banjir dan meminimalkan risiko yang terjadi," ucap Ika.

Berdasarkan data per 15 Maret 2024, Dinas SDA DKI Jakarta telah menyiapkan 580 unit pompa stasioner, 557 unit pompa mobile, dan 845 pintu air yang tersebar di berbagai lokasi strategis.

Baca juga: Heru Budi Prioritaskan Tangani Banjir di Jaktim, Dilanjutkan dalam Program Tahun 2025

Selain itu, sebanyak 254 unit alat berat, 460 unit dump truck, serta pasukan biru juga disediakan di titik-titik wilayah rawan banjir.

"SDA juga menjaga kualitas operasional dengan melakukan perawatan rutin pada pompa-pompa itu," kata Ika.

Namun, meski upaya tersebut sudah dilakukan, Jakarta tetap kebanjiran.

Untuk diketahui, banjir merendam beberapa permukiman warga dan sejumlah ruas jalan di Jakarta sejak Jumat (22/3/2024) pagi hingga malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

DPRD DKI: Tidak Ada Anggaran untuk Beri Pekerjaan Eks Jukir Liar Minimarket

Megapolitan
Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Prabowo Kantongi Nama Kader Gerindra yang Akan Maju Pilgub DKI Jakarta

Megapolitan
Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Paniknya Maling Motor di Koja, Ditangkap Warga Usai Aksinya Ketahuan sampai Minta Tolong ke Ibunya

Megapolitan
Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Pengelola Minimarket Diminta Juga Tanggung Jawab atas Keamanan Kendaaraan yang Parkir

Megapolitan
Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung 'Political Will' Heru Budi

Soal Wacana Pekerjaan Bagi Jukir Minimarket, Pengamat: Tergantung "Political Will" Heru Budi

Megapolitan
Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Heru Budi Janjikan Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket, Pengamat: Jangan Hanya Wacana!

Megapolitan
Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Babak Baru Kasus Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Muncul 3 Tersangka Baru yang Ikut Terlibat

Megapolitan
Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Solidaritas Pelaut Indonesia Minta Senioritas ala Militer di STIP Dihapuskan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Polisi Tangkap Pemalak Sopir Truk yang Parkir di Jalan Daan Mogot

Megapolitan
Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Setuju Jukir Liar Minimarket Ditertibkan, Anggota DPRD DKI: Meresahkan

Megapolitan
'Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal'

"Budaya Kekerasan di STIP Tak Ada Kaitannya dengan Dunia Kerja di Kapal"

Megapolitan
4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com