JAKARTA, KOMPAS.com - Nina (50), warga Kelurahan Tegal Alur mengaku baru mendapatkan satu kali bantuan setelah dua hari mengungsi di Rusun Lokbin Tegal Alur, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat.
Korban banjir ini mengungkapkan, pengungsi baru mendapatkan nasi bungkus pada Jumat (22/3/2024) pukul 23.00 WIB.
“Nasi bungkus telat, kemarin pada kelaparan, pada kedinginan. Saya mah kasihan sama cucu saya, saya kan punya cucu dua, satu baru tiga bulan, yang satu 8 tahun,” kata Nina saat ditemui di Rusun Lokbin Tegal Alur, Sabtu (23/3/2024).
“Kalau (cucu) saya mengungsi di sini, kasihan. Jadi, saya ungsikan ke rumah saudara laki (suami) anak saya,” ucap Nina.
Baca juga: RW 03 Tegal Alur Jakbar Langganan Banjir, Warga: Dulu Cuma Semata Kaki
Oleh karena itu, Nina meminta tolong kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta agar memberikan bantuan untuk para korban banjir ini meskipun sekadar roti untuk mengganjal perut.
“Saya minta tolong dong, bantuan apa kek untuk sekadar ganjal perut. Nih, dari pagi saja belum dapat apa-apa. Mau turun (ke rumah), enggak bisa, masih dalam, masih segini (perut airnya). Kemarin kan segini (dada), sekarang segini (perut). Ya namanya saya sudah tua, saya merasakan,” ujar Nina.
Nina mengucap syukur karena di tempat pengungsian ini, yakni Rusun Lokbin Tegal Alur, tersedia pengobatan gratis.
Tapi lagi-lagi, Nina menyampaikan, warga sangat membutuhkan air minum dan makanan. Ia juga merasa kasihan dengan anak di bawah umur harus menerima musibah banjir ini.
Baca juga: Ketika Banjir Menyergap Tegal Alur Saat Jam Sahur, Warga Makan Sambil Berdiri
“Semalam, jam 11, baru masuk, baru dapat nasi. Nah, nasinya juga, 1 KK cuma dapat nasinya 1. Bagaimana saya mau makan? Laki saya saja enggak makan. Sampai sekarang, enggak dapat apa-apa. Tolong dong diperhatikan,” imbuh Nina.
Karena keterbatasan ini, Nina mengatakan keluarganya terpaksa tidak menjalani sahur karena tidak ada makanan, minuman, dan kompor.
“Itu sahurnya enggak dapat apa-apa. Makanya semalam anak saya ngamuk, air enggak ada. Mau masak di mana? Jadi, pagi-pagi, dia jam 3 ngamuk, nangis. 'Kok aku enggak dibangunin sahur?', 'bagaimana mau sahur? Air saja enggak ada, nasi enggak ada',” kata Nina.
Untuk ke depannya, Nina berharap agar pemerintah memberikan bantuan yang layak terhadap para pengungsi di Rusun Lokbin.
“Enggak usah apa-apa deh, yang penting saya mah nasi saja, rata. Satu KK misalnya ada empat, ya kasih empat. Itu kemarin sudah jam 11 malam, sudah dapat nasi, satu. Nah, saya mendingan buat anak daripada saya. Mending saya tahan kelaparan,” pungkas Nina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.