Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua RW Sebut Banyak Warga Serakah Saat Bantuan Makanan Didistribusikan ke Pengungsi Banjir Tegal Alur

Kompas.com - 24/03/2024, 19:48 WIB
Rizky Syahrial,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua RW 03 Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Tubagus Agus Lamran menyebut, banyaknya warga yang serakah jadi salah satu faktor pendistribusian bantuan makanan untuk pengungsi banjir di wilayahnya berantakan dan jadi tidak merata.

"Malah ada yang serakah, jadi gak rapih distribusinya," ucap Agus saat diwawancarai, Minggu (24/3/2024).

Menurut Agus, pendistribusian yang berantakan juga disebabkan oleh warga yang tidak seharusnya dapat malah mengambil jatah bantuan makanan untuk pengungsi.

Baca juga: Data yang Simpang Siur Bikin Bantuan Makanan ke Pengungsi Banjir Tegal Alur Tak Merata

Padahal, bantuan makanan itu hanya untuk didistribusikan kepada para pengungsi, khususnya di Rusun Lokbin Tegal Alur.

Kendala ini sering ia temukan sehingga pendataan para pengungsi jadi simpang siur.

Selain itu, bantuan yang datang juga tidak sama jumlahnya dengan para pengungsi sehingga banyak pengungsi tidak dapat makan dan kelaparan.

"Ketika bantuan datang, ada warga yang telepon, 'woi kemari nih ada bantuan', banyak yang datang lagi, kan begitu," papar Agus.

"Ya kan kami mau bagaimana, kalau memang dari sananya adanya seukuran itu kami hanya bisa mengakali saja," tambah dia.

Agus berharap pendataan untuk para pengungsi bisa lebih baik lagi ke depannya sehingga bantuan makanan bisa tersampaikan ke warga yang lebih membutuhkan.

Baca juga: Pengungsi Banjir Tegal Alur Banyak Tak Dapat Bantuan Makanan, Ketua RW: Distribusi Kurang Seimbang

Selanjutnya, ia juga berharap agar operasi pompa di Kali Semongol bisa lebih baik sehingga titik banjir bisa berkurang.

"Ya mudah-mudahan kedepannya rapih lah, enggak banjir lagi, itu saya harapannya," ungkap dia.

Hingga sore ini, banjir masih menggenang setinggi kurang lebih 30 sampai 40 centimeter (cm) di RT 15 RW 03 Tegal Alur.

Sebelumnya, salah satu pengungsi bernama Nina (50) mengaku hanya mendapat bantuan satu nasi boks untuk satu kartu keluarga (KK).

"Hanya dapat satu nasi boks per satu KK," kata Nina ditemui Kompas.com.

Nina sudah mengungsi di Rusun Lokbin Tegal Alur sejak Jumat (22/3/2024) pagi.

Baca juga: Hanya Dapat Bantuan Satu Nasi Boks per KK, Pengungsi Banjir Tegal Alur Masih Kelaparan

Nina mengatakan, bantuan nasi boks untuk satu KK baru sampai Jumat malam.

Akibatnya ia hanya bisa mengalah dan memberikan makanan itu untuk anak dan cucunya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com