JAKARTA, KOMPAS.com - Bantuan makanan untuk para pengungsi banjir di RW 03, Kelurahan Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, disebut tidak merata.
"Kalau bantuan sebenarnya mungkin dari pemerintah sudah maksimal, karena kebanyakan pengungsi yang terdampak, jadi enggak maksimal diberikan," kata Ketua RW 03 Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Tubagus Agus Lamran saat disambangi di kediamannya, Minggu (24/3/2024).
Agus menyampaikan, target distribusi bantuan untuk RW 03 seharusnya diberikan ke pengungsi di Rusun Lokbin Tegal Alur. Hal ini dikarenakan jumlah pengungsi di lokasi itu jauh lebih banyak daripada di tempat lain.
Baca juga: Korban Banjir di Tegal Alur Mengaku Baru Sekali Dapat Bantuan, Satu Nasi Kotak untuk Satu KK
Para pengungsi lain tinggal di delapan mushala yang tersebar di RW 03. Namun, saat ini sudah banyak yang kembali ke rumahnya karena banjir mulai surut.
Warga yang belum kembali dikarenakan memiliki bayi dan takut apabila anak-anaknya terkena penyakit akibat banjir.
"Yang terdampak di RW 03 ya saya plot lebih besar (di Rusun), dibanding dengan misalkan dia tinggal atau ngungsi di mushala-mushala," ucap dia.
Data pengungsi yang simpang siur membuat pembagian bantuan makanan korban banjir Tegal Alur tak merata.
Sebab, warga hanya datang meramaikan pembagian makanan. Namun, para pengungsi di Rusun Lokbin Tegal Alur tak didahului.
Akibatnya, pendataan kacau dan banyak warga yang mengungsi harus rela kelaparan.
"Memang karena data awalnya simpang siur dan membuat pendataan jadi kacau," kata Agus.
Selain itu, ketika bantuan datang, banyak yang saling mengabarkan ke warga lain yang tidak sesuai data.
"Kalau harusnya kan bantuan ya (untuk) yang mengungsi saja gitu, baru bisa tuh rapi," papar dia.
Malahan, kata Agus, banyak warga yang serakah dalam menerima bantuan makanan.
"Malah ada yang serakah, jadi enggak rapi distribusinya," papar dia.
Selain itu, bantuan yang datang juga tidak sama jumlahnya dengan para pengungsi, sehingga banyak yang kelaparan.