Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gigihnya Pemudik di Bekasi, Rela Pesan Tiket Jauh-jauh Hari demi Dapat Harga Murah

Kompas.com - 02/04/2024, 19:46 WIB
Firda Janati,
Abdul Haris Maulana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Reni (41), perantau di Kota Bekasi sengaja memesan tiket mudik ke Lubuklinggau, Sumatera Selatan, sejak dua minggu lalu demi mendapat harga yang murah.

Reni mengatakan, ia membeli tiket seharga Rp 525.000 untuk satu orang. Harga tersebut dinilai lebih murah ketimbang tiket on the spot atau mendekati hari Lebaran.

"Karena aku pesannya jauh-jauh hari itu masih dikasih harga segitu (Rp 525.000). Tapi kalau mepet dan on the spot ya, beli di tempat itu mahal, aku pesan dua minggu yang lalu," papar Reni saat berbincang dengan Kompas.com di Terminal Induk Bekasi, Selasa (2/4/2024).

Baca juga: Kapok Terjebak Macet, Perantau di Bekasi Pilih Mudik H-7 Lebaran ke Sumatera

Reni menuturkan, harga tiket yang dibelinya saat ini belum begitu mahal karena baru mengalami kenaikan sekitar 20 persen.

Namun, harga tiket tersebut untuk satu kali perjalanan menggunakan bus lalu menyeberang dengan kapal dari pulau Jawa ke Sumatera.

"Ya cuma naik 20 persen lah masih aman, jadi Rp 525.000 per-orang, sebelumnya Rp 400.000-an, cuma naik berapa persen lah, dikit," imbuhnya.

Dari pemantauan Reni di situs pembelian tiket online, harga tiket setiap harinya dapat berubah. Semakin mendekati Hari Raya Idul Fitri, harga tiket makin mahal.

Reni mengingat pada tahun lalu ia berangkat mudik H-3. Harga tiket yang ditawarkan pada saat itu Rp 700.000-an.

"Naik terus (setiap hari), bisa Rp 50.000, naik Rp 100.000, tahun kemarin aku H-3 ya itu kena Rp 700.000-an, ini kan H-3 itu kena Rp 675.000. Jadi hampir sama," imbuh dia.

Baca juga: Hujan Lebat Berpotensi Terjadi Jelang Lebaran, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Jalur Mudik

Selain karena harga tiket, Reni memilih mudik jauh-jauh hari karena kapok pernah kejebak macet saat berangkat H-3 jelang Hari Raya Idul Fitri pada tahun lalu.

"Iya pernah (H-3 mudik), sudah enggak lagi lah, kapok, macetnya, jenuhnya," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Polisi Pastikan Hanya 4 Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Tangisan Ibu Vina Cirebon Saat Bertemu Hotman Paris, Berharap Kasus Pembunuhan Sang Anak Terang Benderang

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Korban Sempat Bersetubuh Sebelum Ditinggal Kekasihnya

Megapolitan
Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Dishub Tertibkan 127 Jukir Liar di 66 Lokasi di Jakarta

Megapolitan
4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

4 Pencuri Mobil di Bogor Ditangkap, Salah Satunya Residivis

Megapolitan
Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Hati-hati Beli Mobil Bekas, Ada yang Dipasang GPS dan Digandakan Kuncinya oleh Penjual untuk Dicuri

Megapolitan
Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Casis Bintara yang Diserang Begal di Kebon Jeruk Diterima Jadi Anggota Polri

Megapolitan
5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

5 Orang Terlibat Kasus Begal Casis Bintara di Jakbar, Ini Peran Masing-masing

Megapolitan
Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Jadi Penadah Pelek Ban Mobil Hasil Curian, Sumihar Terancam 4 Tahun Penjara

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Pencuri Ban Mobil Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Polisi: Kurang Pengawasan

Megapolitan
Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Megapolitan
Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Megapolitan
Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Megapolitan
5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

Megapolitan
Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com