Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertipu Program Beasiswa S3 di Filipina, Korban Temukan Berbagai Kejanggalan

Kompas.com - 18/04/2024, 16:22 WIB
Firda Janati,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

 

BEKASI, KOMPAS.com - Aloysius Bernanda (47), seorang pria di Bekasi menceritakan kronologi dirinya menjadi korban dugaan penipuan beasiswa program doktoral (S3) yang dilakukan pria berinisial BTC.

Aloysius atau Loys menuturkan, kejadian bermula saat ia melihat sebuah iklan program beasiswa kampus Philipines Women University (PWU) di media sosial pada November 2023.

"Ada nomor kontak di situ (Instagram) saya kontak lah nomornya, sama adminnya itu dimasukan ke WhatsApp grup. Waktu itu saya di angkatan (batch) 4," kata Loys saat dihubungi wartawan, Kamis (18/4/2024).

Baca juga: Pria di Bekasi Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Loys melihat ada agenda seminar internasional yang mengundang pembicara dari PWU.

Selain itu, tiga atau empat alumnus PWU angkatan (batch) pertama juga hadir dalam seminar tersebut.

Untuk meyakinkan program beasiswa tersebut benar adanya, Loys mengecek keaslian ijazah dari para alumnus PWU.

"Ada penyerahan ijazah yang alumni ini karena saya juga kerja di kampus kan, saya cek, ini sudah diakui belum ijazahnya, sudah disetarakan belum, ternyata sudah disetarakan," jelas dia.

Dari hasil pengecekan itu, Loys dan para korban lainnya yakin dengan adanya program beasiswa doktoral yang dibuka BTC.

"Akhirnya semakin yakin lah kita. Pada Desember 2023 itu saya dipindah ke batch 5 karena (mahasiswa) batch 4 sudah mau kuliah," ujar dia.

 Baca juga: Usai Dicopot, Pejabat Dishub DKI yang Pakai Mobil Dinas ke Puncak Tak Dapat Tunjangan Kinerja

Para korban diminta segera melunasi pembayaran hingga 31 Desember 2023 untuk pendaftaran beasiswa S3 di PWU.

"Karena harga normalnya itu yang dibilang Rp 60 juta, sementara kalau kita lihat di website-nya itu PWU itu sekitar Rp 86-90 juta," kata Loys.

"Sama dia diiming-imingi beasiswa, beasiswa parsial katanya, jadinya cuma bayar Rp 30 juta," tambah Loys.

Loys akhirnya membayar pendaftaran itu dengan cara dicicil dua kali pada 14 dan 18 Desember 2023.

Loys mulai merasa curiga karena program S3 itu diperpanjang hingga Januari 2024. Padahal, kuota calon mahasiswa sudah terlalu banyak.

Kecurigaan Loys semakin kuat saat pihak penyalur berencana memindahkan semua calon mahasiswa batch 5 PWU ke salah satu kampus di Malaysia.

Baca juga: Harga Cabai Rawit di Pasar Perumnas Klender Turun Jadi Rp 40.000 Per Kilogram Setelah Lebaran

"Sekitar pertengahan Februari mulai lah dia bilang, 'wah ini karena terlalu banyak programnya, saya ditegur dari Filipina'. Beberapa hari kemudian dia bilang kegagalan pendaftaran, dialihkan ke kampus di Malaysia," kata dia.

Sampai memasuki April 2024, perkuliahan tak kunjung terlaksana sehingga para korban menuntut pertanggungjawaban.

Akhirnya, Loys melaporkan BTC ke Polres Metro Bekasi Kota dengan nomor registrasi LP/B/IV/2024/SPKT/Polres Metro Bekasi Kota, Senin (8/4/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com