Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
SOROT POLITIK

Peringati Hari Bumi, Fahira Idris Harap Semakin Banyak Pemda Terbitkan Aturan Kantong Plastik Sekali Pakai

Kompas.com - 22/04/2024, 11:27 WIB
Nethania Simanjuntak,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) daerah pemilihan (dapil) Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Fahira Idris berharap semakin banyak pemerintah daerah (pemda) yang menerbitkan aturan larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai.

Menurutnya, regulasi ini penting sebagai prakondisi sebelum adanya aturan penghentian penggunaan secara bertahap atau phase-out beberapa jenis plastik sekali pakai pada akhir tahun 2029 secara nasional.

“Selain itu, komitmen pada semua produsen agar mampu mengurangi sampah kemasan plastik harus terus didorong,“ ucapnya Fahira Idris menambut peringatan Hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April. 

Adapun Peringatan Hari Bumi tahun 2024 mengambil tema "Planet vs Plastic" atau biasa dikenal dengan "Planet Lawan Plastik".

Fahira Idris mengungkapkan bahwa pemilihan tema kali ini sangat tepat. Pasalnya, ancaman sampah plastik bagi bumi, manusia, dan makhluk hidup lainnya setara dengan ancaman krisis iklim.

Baca juga: Hari Kartini 2024, Fahira Idris Jelaskan Makna Penting Kolaborasi untuk Tumbuhkan Pemimpin Perempuan

Ia menambahkan, sejak diproduksi hingga menjadi sampah, plastik yang berbahan dasar minyak bumi, mempunyai hubungan yang erat dengan emisi gas rumah kaca.

“Proses pembuatan plastik melepaskan gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan metana ke atmosfer. Saat berada di tempat pembuangan sampah, plastik melepaskan gas beracun yang merusak lapisan ozon dan menghambat kemampuan bumi untuk menyerap radiasi matahari,” ucap Fahira dalam keterangan persnya, Senin (22/4/2024).

Selain memicu kematian satwa, di perairan terutama di lautan, Fahira menyebut, plastik juga dapat mengganggu ekosistem laut dengan merusak terumbu karang dan mengganggu reproduksi ikan.

“Jika tidak ada aksi nyata, dapat dipastikan bumi, manusia, dan makhluk hidup lainnya saat ini dan ke depan, akan terancam ‘tsunami’ plastik sampah yang semakin banyak mencemari lautan dan daratan. Ancaman ini bahkan sama mengkhawatirkannya dengan krisis iklim yang saat ini sudah kita rasakan,” ujar Fahira.

Baca juga: Hari Hemofilia Sedunia, Fahira Idris Gencarkan Lagi Donasi Darah di 44 Kecamatan di Jakarta

Fahira menyebut ada empat faktor agar implementasi larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai bisa efektif, yakni komitmen pemerintah, kampanye dan edukasi kesadaran masyarakat, inovasi dan pendekatan teknologi, serta kolaborasi dengan sektor swasta.

Pertama, komitmen pemerintah. Fahira mengatakan, bukan hanya sekedar penerbitan regulasi saja tetapi melihat bagaimana implementasi di lapangan termasuk implementasi pada ketegasan sanksi.

Kedua, kampanye dan edukasi kesadaran masyarakat. Menurutnya, budaya penggunaan kantong plastik masih begitu masif di kalangan masyarakat.

Baca juga: Lebaran 2024 Usai, Fahira Idris: Semoga Energi Kebaikan Bisa Kita Rawat dan Tingkatkan

“Oleh karena itu, dengan adanya kampanye dan edukasi ini, diharapkan bisa menyadarkan masyarakat akan pentingnya bahaya sampah plastik bagi kehidupan,” ucapnya.

Ketiga, pendekatan inovasi dan teknologi. Salah satunya dengan berinovasi membuat aplikasi di smartphone. Aplikasi ini memberikan ruang kepada warga untuk menukar sampah plastiknya dengan poin yang dapat dikonversi menjadi saldo e-wallet atau didonasikan.

Menurutnya, inovasi ini sangat efektif guna menggerakkan banyak orang untuk mengurangi sampah plastik.

Keempat, kolaborasi dengan sektor swasta terutama para produsen yang selama ini mengandalkan plastik untuk memasarkan produknya.

Ia mengatakan, perlu ada komitmen bersama secara bertahap untuk mengurangi penggunaan beberapa jenis plastik sekali pakai, seperti sedotan plastik, kantong belanja plastik, kemasan multilayer, maupun kemasan berukuran kecil.

“Meskipun kemasan atau kantong plastik dan berbagai produk sekali pakai sudah banyak mempermudah kehidupan manusia sehari-hari, tetapi dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Bahkan sampah plastik juga mengancam derajat kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com