BEKASI, KOMPAS.com - Polisi mengungkap kerugian materi ratusan korban dugaan penipuan dan penggelapan dana beasiswa doktoral (S3) ke Filipina mencapai puluhan juta rupiah per orang.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota AKBP Muhammad Firdaus mengatakan, ada korban yang menyetor Rp 20-30 juta kepada pelaku berinisial BTC.
"Bervariasi, (satu orang) ada yang Rp 30 juta, ada yang Rp 20 juta. Bahkan ada yang bayar lunas. Kerugian masing-masing berkisar puluhan juta, Rp 20 juta ke atas, di bawah Rp 50 juta," ucap dia saat ditemui di kantornya, Selasa (23/4/2023).
Firdaus melanjutkan, korban beasiswa S3 ke Filipina yang berdomisili di Kota Bekasi cukup banyak, yakni sekitar 50 orang.
Baca juga: Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina
"Ini yang di Kota Bekasi ada sekitar 50-an korban lebih kurangnya. Ini belum termasuk di luar Kota Bekasi," tuturnya.
Aloysius Bernanda Gunawan (47), salah satu korban dari Bekasi, telah diperiksa sebagai pelapor pada Jumat (19/4/2024).
Selain Aloysius, terdapat beberapa korban lain. Namun, laporan Aloysius sudah cukup mewakili sehingga ratusan korban lainnya tidak perlu melapor.
"Iya satu orang (yang melapor) cuma korbannya banyak. Sudah ada yang mau melapor tapi kami cukupkan satu saja karena modusnya sama, pelakunya sama," kata Firdaus.
Pada Jumat (26/4/2024) mendatang, polisi bakal memberikan undangan pemeriksaan kedua kepada BTC yang mangkir pemeriksaan hari ini.
Baca juga: Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 di Filipina, Percaya karena Pelaku Pernah Berangkatkan Mahasiswa
Selain kepada terlapor, pemanggilan juga dilakukan untuk pewakilan kampus Philipines Women University (PWU).
Diketahui, Aloysius melaporkan BTC atas kasus dugaan penipuan dan penggelapan ke Polres Metro Bekasi Kota dengan nomor registrasi LP/B/IV/2024/SPKT/Polres Metro Bekasi Kota.
Aloysius mengatakan, setiap orang menyetor uang pendaftaran Rp 30 juta kepada BTC pada Desember 2023.
Namun bukannya memberangkatkan mahasiswa, BTC mengaku kepada para korbannya bahwa uang mereka telah digunakan untuk trading.
Mayoritas korban merupakan tenaga pendidik yang ingin melanjutkan S3. Ada pula yang berprofesi sebagai PNS, pembisnis dan konsultan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.