Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Kompas.com - 25/04/2024, 22:32 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menyebut proyek pembangunan polder atau kolam retensi untuk mencegah banjir di Tanjung Barat, Jakarta Selatan, akan selesai pada Mei 2024.

"Selesai pembangunan di Tanjung Barat itu bulan depan InsyaAllah 'finishing' (selesai), bulan depan," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas SDA DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum dilansir dari Antara, Kamis (25/4/2024).

Ika menyebut proyek pembangunan Polder di Tanjung Barat sudah sampai di Kali Ciliwung.

Baca juga: SDA DKI Bangun 5 Polder Baru dan Revitalisasi 2 Pompa Stasioner untuk Tanggulangi Banjir

Ia pun menyampaikan permintaan maaf karena proyek pembangunan polder itu menyebabkan kemacetan.

"Sudah tembus kemarin di Kali Ciliwung, baru tembus dua minggu yang lalu, minta maaf yah, tapi kan memang itu kemarin kan sistem 'jacking' tapi kan sudah tembus," ujar Ika.

Sebelumnya diberitakan, pembangunan polder justru membuat wilayah di sekitar Tanjung Barat semakin mudah banjir.

“Setelah pengerjaan selesai, hujan deras dikit langsung banjir sekarang. Sudah tiga kali kayaknya begini,” ujar Syaifudin (60), Ketua RW 05 Kelurahan Tanjung Barat saat ditemui di lokasi, Jumat (5/4/2024).

Hal itu karena grand design pembuatan kolam retensi memiliki beberapa kejanggalan.

Salah satunya adalah aliran air yang sengaja dibuat memutar lebih dulu.

Baca juga: Keluhkan Dampak Proyek Polder, Warga Tanjung Barat: Sekarang Hujan Dikit, Banjir

“Jadi aliran airnya dibuat memutar dulu di depan AEON Mall. Akibatnya, air yang dari wilayah RW 05 tertahan di depan mal, dia kalah alirannya sama yang dari sana,” tutur dia.

Kata Syaifudin, aliran air dari arah mal memang lebih deras. Sebab, ukuran salurannya lebih besar, yakni sekitar 5x2 meter.

Sementara, ukuran saluran dari arah RW 05 menuju mal hanya sekitar 1,5x1,5 meter.

“Aliran air dari kawasan rumah warga kalah dan akhirnya berbalik arah airnya. Makanya kurang efektif jadinya. Karena kami mayoritas baru tahu juga ternyata alirannya disatukan sama aliran dari mal,” ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com