Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Banyak Penganggur di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Kompas.com - 26/04/2024, 15:13 WIB
Baharudin Al Farisi,
Jessi Carina

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Masih banyak warga di Kelurahan Tanah Tinggi yang tidak mempunyai pekerjaan. Potret kehidupan di sana pun bisa disebut kumuh, padahal berada tidak jauh dari Istana Merdeka. 

“Banyak (penganggur). Ini yang termasuk di belakang-belakang kita,” ujar Ketua RW 12 Kelurahan Tanah Tinggi, Imron Buchari saat ditemui Kompas.com di Sekretariat RW 12, Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2024).

Menurut Imron, kebanyakan warganya tidak mengenyam pendidikan tinggi. Sejumlah warga ada yang berdagang di pinggir Jalan Tanah Tinggi XII atau di depan rumah masing-masing.

Baca juga: Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

“Yang saya ketahui, mereka itu tidak punya keahlian, SDM agak rendah, pendidikannya. Kemungkinan, mereka bekerja andalkan tenaga. Itu pun kalau ada pekerjaan, entah kuli atau apa,” ujar Imron.

“Kalau sedang tidak ada pekerjaan, mereka ini ada yang dagang asongan, mengamen, ojol juga ada. Ibu-ibu yang bekerja sebagai mencuci pakaian juga ada,” lanjutnya.

Terkadang, hati Imron terpukul melihat anak di bawah umur yang ikut orangtuanya bekerja.

“(Pendapatannya) enggak menentu. Makanya kita simpulkan saja, dia itu di bawah garis kemiskinan. Kecuali dia kerja, umpama (karyawan) swasta, kerja di showroom, itu lain,” tutur Imron.

Baca juga: Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

“Maaf-maaf, termasuk anak SD. Dia untuk mencari tambahan, ikut sama bapak dan ibunya, ikut ngamen, ada. Untuk menunjang kehidupan ekonomi dia, anaknya. Saya selaku RW juga ngenes, tapi bagaimana?” tambahnya.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Ketua RT masing-masing, sebanyak 243 KK di RW 12 yang tercatat sebagai penerima bantuan.

Kendati demikian, di luar data tersebut, masih banyak warga RW 12 yang seharusnya berhak menerima bantuan, tetapi tidak mendapatkannya.

Sebagai informasi, Kelurahan Tanah Tinggi yang masuk wilayah administrasi Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, tengah menjadi sorotan.

Baca juga: Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Wilayah yang disebut mempunyai radius satu kilometer dari Istana Merdeka ini disebut-sebut sebagai kawasan kumuh.

Tanah Tinggi akhirnya terucap saat Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengkritik Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Jakarta 2025 yang kini dalam proses penyusunan.

Menurut dia, rencana kerja tersebut belum menyentuh permasalahan di Jakarta, yang sebentar lagi bakal berubah status dan menjadi kota global.

“Makanya kalau bicara global, Jakarta globalnya di mana? Ini ada daerah dekat Istana Negara hanya jarak satu kilometer, masih ada daerah kumuh, Johar dan Tanah Tinggi. Penataan kota sampai hari ini masih karut,” ujar Prasetyo saat dikonfirmasi, Rabu (24/4/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Harapan Masyarakat untuk RTH Tubagus Angke, Nyaman Tanpa Praktik Prostitusi...

Megapolitan
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Mei 2024

Megapolitan
Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Nahas, Balita di Matraman Tewas Terperosok ke Selokan Saat Main Hujan-hujanan

Megapolitan
Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Proyek Pengembangan Stasiun Tanah Abang Ditargetkan Rampung Akhir 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Polisi Bakal Pertemukan Perwakilan Warga Klender dan Cipinang Muara demi Atasi Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Ketika Si Kribo Apes Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Ketika Si Kribo Apes Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg karena Bayar Makan Sesukanya...

Megapolitan
3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

3 Orang Tewas akibat Kebakaran Kapal di Muara Baru

Megapolitan
PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

PPKUKM Akui Tumpukan Sampah 3 Ton Jadi Faktor Utama Sepinya Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

3 Kapal Nelayan di Muara Baru Terbakar akibat Mesin Pendingin Ikan Meledak

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Jelang Pilkada 2024, Demokrat Ungkap Kriteria yang Cocok Jadi Cagub Jakarta

Megapolitan
Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Upaya Mencari Titik Terang Kasus Junior Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Pelaku Pembunuhan Kakak Tiri di Medan Serahkan Diri ke Polresta Bogor

Megapolitan
Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki 'Gue Orang Miskin'...

Cerita Warga Trauma Naik JakLingko, Tegur Sopir Ugal-ugalan Malah Diteriaki "Gue Orang Miskin"...

Megapolitan
Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com