Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompas.com - 28/04/2024, 11:05 WIB
Shinta Dwi Ayu,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Polisi Nasional (Kompolnas) Poengky Indarty terus mendorong penyelidikan dan penyidikan secara profesional kasus kematian Brigadir RAT anggota Satlantas Polersta Manado yang diduga bunuh diri di Kawasan mampang, Jakarta Selatan.

"Kami mendukung dan mendorong dilakukannya lidik sidik secara profesional berdasarkan scientific crime investigation," tutur Poengky kepada Kompas.com, Minggu (28/4/2024).

Poengky juga mengatakan, Kompolnas akan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk terus memantau penanganan kasus yang ditangani penyidik Polres Jakarta Selatan.  

Baca juga: 6 Temuan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT

Menurut Poengky, Polres Jakarta Selatan masih membutuhkan waktu untuk mengusut secara gamblang penyebab kematian Brigadir RAT.

Kompolnas pun meminta agar publik sabar menunggu hasil dari penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan Polres Jakarta Selatan.

"Saat ini Polres Jakarta Selatan masih melakukan pemeriksaan terkait meninggalnya Brigadir RAT, termasuk akan melakukan otopsi dan memeriksa saksi-saksi untuk menyelidiki apa permasalahannya yang mengakibatkan Brigpol RA diduga bunuh diri, mohon ditunggu hasilnya," sambungnya. 

Baca juga: Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Seperti yang diberitakan sebelumnya, mayat Brigadir RAT ditemukan di sebuah mobil mewah merek Toyota Alphard yang terparkir di Kawasan Mampang, Jakarta Selatan.

Brigadir RAT diduga mengakhiri hidupnya dengan cara menembakan peluru ke arah pelipis kepala bagian kanan hingga pelipis bagian kiri pada Kamis, (25/4/2024).

Usai ditemukan tewas, jenazah Brigadir RAT dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk dilakukan otopsi. 

Baca juga: Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Namun, pihak keluarga pun menolak untuk dilakukan otopsi terhadap jenazah Brigadir RAT.

"Keluarga menegaskan bahwa mereka tidak bersedia untuk dilakukan otopsi jenazah," kata Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Henrikus Yossi kepada awak media di RS Polri Kramat Jati, Sabtu (27/4/2024).

Akhirnya, pihak kepolisian pun menyerahkan jenazah Brigadir RAT ke pihak keluarga untuk disemayamkan di Manado, Sulawesi Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com