JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Kepolisian Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto berpendapat motif kematian Anggota Satlantas Polresta Manado Brigadir RAT, harus diungkap untuk mengevaluasi mental anggota Polri.
Kata dia, pengusutan kasus kematian tidak wajar anggota kepolisian sering kali tak tuntas dan berhenti pada penyebab kematian. Tak sampai mengungkap motif di balik kematian tersebut.
"Pengungkapan motif ini penting dilakukan untuk evaluasi pembinaan mental anggota," ujar Bambang dalam keterangannya, Senin (29/4/2024).
Baca juga: Misteri Kematian Brigadir RAT dan Dua Versi Cerita Alasannya Berada di Jakarta
"Problem tekanan kerja maupun psikologis anggota berat adalah fenomena umum yang tidak bisa dijadikan pembenaran perilaku anggota yang mengakhiri hidupnya," imbuh dia.
Hal ini mengartikan, ada permasalahan pada individu anggota kepolisian termasuk masalah keluarga, fisik, bahkan tekanan yang dialami.
"Menelisik motif kematian anggota ini penting untuk bahan evaluasi, dan itu mendesak dilakukan. Agar tak muncul lagi kematian-kematian anggota yang percuma," kata Bambang.
Ini bukanlah kejadian pertama anggota polisi ditemukan tewas diduga bunuh diri. Berdasarkan catatan Kompas.com, ada beberapa kasus serupa yang terjadi.
Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur AKBP Buddy Alfrits Towoliu ditemukan tewas di rel kereta api Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (29/4/2023).
Baca juga: Kompolnas Bakal Klarifikasi ke Polda Sulawesi Utara Soal Kepentingan Brigadir RAT di Jakarta
Korban disebut tewas bunuh diri di lokasi. Kemudian, Bripda MR (22), anggota Polres Wonogiri ditemukan tewas di kamar barak Dalmas, Wonogiri, Jawa Tengah. Peristiwa bunuh diri itu diketahui Selasa (9/1/2024) sekitar pukul 09.00 WIB.
Polisi memastikan, Bripka MR bunuh diri karena persoalan keluarga. Kasus dugaan bunuh diri juga terjadi di Kompleks pemukiman Akademi Kepolisian (Akpol), Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (4/4/2024).
Seorang anggota polisi diduga tewas bunuh diri di dalam sebuah mobil dengan menembak dirinya menggunakan senjata api.
"Kasus anggota kepolisian yang meninggal dengan tidak wajar seperti ini adalah yang ke sekian kali. Dan bisa terjadi pada level tamtama sampai perwira, dari ajudan kapolda sampai perwira kepala satuan," ungkap Bambang.
Baca juga: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri, Kompolnas Minta Pimpinan Polri Mulai Perhatikan Mental Anggota
Ia menilai, fenomena ini turut mengejutkan publik. Pasalnya, seorang personel kepolisian yang dididik dengan mentalitas kuat rupanya bisa rapuh hingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Karena itu, pengusutan tuntas kasus kematian RAT harus dilakukan.
Sebagai informasi, Brigadir RAT mengakhiri hidupnya di dalam mobil Alphard yang terparkir di depan rumah seorang warga di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024) sore. Brigadir RAT bunuh diri dengan cara menembakkan pistol ke arah kepalanya.
Peluru yang ditembakkan kemudian menembus pelipis kepala bagian kanan menuju pelipis kiri. Peluru yang berasal dari senpi berjenis HS dengan kaliber 9 milimeter itu membuat bagian atas mobil Toyota Alphard berlubang.