Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Kompas.com - 02/05/2024, 19:35 WIB
Dzaky Nurcahyo,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lokasi binaan (lokbin) Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dianggap berada di lokasi yang tak strategis sehingga selalu sepi pembeli.

Salah satunya diungkapkan oleh pedagang bernama Nurin (61). Menurut dia, lokasi binaan terlalu berada di pojok dan tak terlihat.

“Kalau pendapat saya, sepinya lokasi binaan karena berada di pojok pasar dan terminal,” ujar dia kepada wartawan, Kamis (2/4/2024).

Baca juga: Dekat dengan Tempat Sampah dan Sepi Pembeli, Lokbin di Pasar Minggu Didesak Segera Dibenahi

Sebelumnya, lokasi binaan ini berada di dekat tempat pembuangan sampah (TPS). Namun, saat TPS ditutup pun tetap sepi pembeli.

“Dulu pas TPS-nya sempat ditutup kan, tetapi tak terlalu berpengaruh sama penjualan. Lokasi sih menurut saya yang memang menjadi masalah,” tutur dia.

Hal serupa juga diungkapkan pedagang berinisial S (43). Ia mengatakan, lokasi binaan boleh dibilang sangat terpencil.

Bahkan, tak banyak masyarakat umum yang tahu.

“Banyak orang yang enggak tahu soal lokasi binaan. Mereka tahunya cuma area pasar sama terminal,” ucap dia.

Baca juga: Mengeluh Jualan di Lokbin Kota Tua, PKL: Sepi Banget, Sehari Pernah Cuma Dapat Rp 20.000

Akibatnya, sejak awal dibuka, lokasi binaan hanya dikunjungi oleh orang-orang sekitar.

“Paling yang ke sini petugas kebersihan, pedagang, atau tukang ojek saja. Jarang kalau orang luar,” imbuh dia.

Di lain sisi, pantauan Kompas.com di lokasi, memang nyaris tak ada aktivitas jual-beli di lokasi binaan yang terletak di Jalan Rajawali tersebut.

Puluhan kios tutup dan banyak etalase toko yang sudah berdebu.

Di bagian belakang lokbin, area kios bahkan disulap menjadi lokasi untuk menaruh gerobak. Mulai dari gerobak sampah, gerobak buah, hingga gerobak sayuran.

Dari sekitar 45 kios di sana, hanya ada lima kios yang aktif berjualan.

Sebanyak dua kios menjual makanan matang, satu kios digunakan untuk memproduksi kue cucur, dan sisanya menjual kopi serta makanan ringan.

Baca juga: Pedagang Loksem dan Lokbin yang Menunggak Akan Dikeluarkan

Mayoritas pembeli adalah pekerja pasar atau warga sekitar.

Oleh karena itu, pembeli di lokasi binaan Pasar Minggu bisa dihitung dengan jari.

Dalam kurun waktu pukul 13.00-15.00 WIB, tak lebih dari 20 orang pembeli yang datang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com