JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah menilai, usulan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono membangun jogging track atau lintasan joging di Ruang Terbuka Hijau (RTH), Jalan Tubagus Angke, Wijaya Kusuma, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, tidak tepat.
Menurut Trubus, lintasan joging tak akan mampu menghilangkan praktik prostitusi yang diduga terjadi di RTH Tubagus Angke selama bertahun-tahun.
Ketimbang lintasan joging, Trubus menilai, pemasangan kamera pengawas atau CCTV lebih solutif. Pemanfaatan RTH sebagai taman bermain anak juga dapat menjadi alternatif.
“Kalau (menurut) saya sih, enggak tepat itu untuk jogging track. Kalau mengenai pemasangan CCTV sih oke sebagai bentuk pengawasan. Tapi, maksud saya, dijadikan tempat bermain anak saja. Karena kan Jakarta ini kekurangan tempat bermain anak,” kata Trubus kepada Kompas.com, Sabtu (4/5/2024).
Trubus mengatakan, lintasan joging hanya digunakan oleh kelompok atau orang tertentu dengan skala yang tidak besar.
Baca juga: Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin Jogging Track
Sehingga, selain tak mampu menghilangkan praktik prostitusi, pembangunan lintasan joging hanya akan berguna untuk kalangan tertentu saja.
“Selama ini kan, jogging track sudah ada, di antaranya di trotoar-trotoar jalan besar, kan ada. Jangan sampai nanti kasusnya kayak jalur sepeda. Kan akhirnya banyak yang hanya buang-buang anggaran saja,” ucap Trubus.
“Kalau itu dibuat jogging track, nanti semua RTH diarahkan ke sana semua. Pemprov DKI (dapat) proyek. Jangan diberi ruang untuk itu,” katanya.
Berkaca dari dugaan pembengkakan (mark up) anggaran untuk proyek pengecatan jalur sepeda di Jakarta, lanjut Trubus, pembangunan lintasan joging rawan menjadi bahan "proyekan".
“Kalau itu dijadikan jogging track, nanti semua RTH diarahkan ke sana (buat lintasan joging). Padahal yang memanfaatkan enggak banyak,” kata Trubus.
Ketimbang lintasan joging, Jakarta dinilai lebih membutuhkan tempat bermain mengingat banyak anak yang bermain tidak pada tempatnya seperti di pinggir jalan raya hingga kuburan.
Oleh karenanya, Trubus menilai, RTH seharusnya dapat difungsikan sebagai taman bermain anak. Nantinya, taman bermain anak pun harus dilengkapi kamera CCTV, penerangan, dan diawasi petugas keamanan.
Terpisah, pengamat tata kota, Nirwono Yoga menyarankan agar Pemprov DKI Jakarta menutup sementara RTH Tubagus Angke yang disinyalir menjadi tempat prostitusi.
“Pj Gubernur harus bertindak tegas untuk menertibkan praktik-praktik negatif di RTH tersebut, menutup sementara dan segera ditata ulang atau revitalisasi desain RTH-nya,” kata Nirwono saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/5/2024).
Nirwono berujar, pemerintah dapat menata ulang desain RTH Tubagus Angke. Seandainya dilakukan revitalisasi, RTH harus dibuat lebih terbuka dibandingkan sebelumnya.
Baca juga: Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi