Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Kompas.com - 10/05/2024, 10:38 WIB
Muhammad Isa Bustomi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok mengungkapkan pendapatan ideal untuk masyarakat yang tinggal di Ibu Kota.

Menurut Ahok, gaji ideal buat warga di Jakarta yakni Rp 5.000.000 hingga Rp 10.000.000.

"Ideal (gaji warga untuk) tinggal di Jakarta itu seharusnya Rp 5 sampai Rp 10 juta. Kalau Rp 15 juta lebih bagus," ujar Ahok dalam video di channel YouTube priadinya, Jumat (10/5/2023).

Dengan demikian, menurut Ahok, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI harus membuat program agar bisa menjamin setiap warga di Jakarta memiliki pendapatan yang ideal.

Baca juga: Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

"Nah dengan adanya (angka) keuangan seperti ini pemerintahlah yang harus mengadministrasikan keadilan sosial," kata Ahok.

Ahok mencontohkan, Pemprov DKI bisa membuka pelatihan pekerjaan kepada warga yang menganggur untuk nantinya dapat bergabung pada pasukan warna warni di Jakarta.

Untuk diketahui, pasukan warna hijau berada di bawah Dinas Pertamanan dan Hutan Kota. Tugas dari pasukan hujau yakni membersihkan sampah serta pemeliharaan di taman kota.

Baca juga: Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Pasukan kuning berada di bawah Dinas Bina Marga. Tugas pasukan kuning adalah merapikan dan memperbaiki jalan hingga trotoar di jalan-jalan protokol maupun perkampungan di Jakarta.

Sementara pasukan biru berada di bawah Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta. Mereka berada di garda terdepan untuk mencegah banjir dengan membersihkan saluran air hingga gorong-gorong.

Sedangkan pasukan oranye atau dikenal Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU). Tugasnya adalah menangani sarana dan prasarana umum di DKI Jakarta.

Baca juga: Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

"Kalau dia (warga) tidak memiliki pekerjaan pun kita harus melatih mereka dengan pasukan yang warna warni agar. Kemudian pasukan yang memperbaiki rumah, misalnya, itu kita latih. punya sertifikat ngecat, pasang kramik bisa juga pasang baja, bata," kata Ahok.

Ahok mengatakan, pelatihan pekerjaan bagi para warga di Jakarta adalah kesempatan agar Pemprov DKI dapat menanggulangi jumlah atau angka pengangguran di Jakarta.

"Begitu kota jadi besar, kota besar membutuhkan banyak orang untuk maintenance rumah. Orang (warga yang pelatihan) mengerti tentang listrik, tentang mesin, atau apa yang dibutuhkan orang," kata Ahok.

"Karena semua perusahaan membutuhkan tenaga untuk melakukan perbaikan. bagaimana untuk melatihnya. di situlah fungsi pemerintah. Melatih lalu memberikan sertifikat kepada mereka, dan terutama menjamin kemampuan keuangan minimal Rp 5 juta," sambung Ahok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com