JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Tamansari Ngabila Salama mengungkapkan pola penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) kerap sama terjadi setiap tahunnya.
Ngabila mengatakan, peningkatan kasus DBD diakibatkan efek kemarau ekstrem panjang atau el nino yang terjadi di Indonesia mulai Juli sampai November 2023.
"Kasus DBD meningkat pasca-el nino dan di musim penghujan dengan pola sama dari tahun ke tahun akan mulai meningkat Desember, puncak April," ujar Ngabila dalam keterangannya, Jumat (10/4/2024).
Pasien DBD yang dirawat di RSUD Tamansari terus mengalami lonjakan pada Desember 2023, dari yang semula hanya satu pasien.
Baca juga: Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari
"Kasus DBD paling banyak terjadi pada April 2024, di mana sebanyak 57 orang dirawat RSUD Tamansari," paparnya.
Memasuki bulan Mei, jumlah pasien DBD akan kembali turun. Data terakhir Jumat pagi, terdapat 10 pasien yang masih dirawat.
"Data pagi ini 10 Mei 2024 jam 07.00 masih ada 10 kasus DBD dirawat di RSUD Tamansari, tiga dewasa dan tujuh anak-anak," ujarnya.
Ngabila mengingatkan masyarakat untuk mencegah komplikasi dan kematian akibat DBD dengan deteksi dini.
Baca juga: Update Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP
"Deteksi dini dilanjutkan tatalaksana pemberian cairan atau rehidrasi segera agar tidak syok dan meninggal," imbuh dia.
Adapun gejala penyakit DBD pada orang dewasa bisa dilihat dari kondisi demam tinggi di atas 39 derajat, demam naik turun, nyeri belakang mata, pegal sendi dan otot, mual, dan muntah.
Tanda-tanda tersebut berbeda dengan gejala yang umumnya dialami oleh anak-anak, yakni muncul demam, batuk, pilek dan diare.
"Gejala pada anak bisa tidak khas seperti muncul gejala infeksi saluran cerna dan napas, batuk, pilek, diare, sulit buang air besar. Beberapa juga bisa infeksi campuran dengan typhoid atau tipes," ucap Ngabila.
Oleh karena itu, Ngabila mengingatkan masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit terdekat jika demam tidak turun selama 1x24 jam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.