Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Kompas.com - 14/05/2024, 20:03 WIB
Ruby Rachmadina,
Fitria Chusna Farisa

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kota Bogor melakukan aksi unjuk rasa di depan pintu satu Istana Bogor, Selasa (14/5/2024).

Salah satu tuntutan yang disampaikan yakni meminta Presiden Joko Widodo menindak para pejabat yang antikritik terhadap aktivis.

“Hari ini, Kawan-kawan, kita rapatkan barisan, hentikan kekerasan terhadap aktivis!” teriak orator.

Aksi tersebut digelar sejak pukul 16.00 WIB. Para pengunjuk rasa sempat melakukan aksi bakar ban hingga mengakibatkan munculnya kepulan asap hitam yang membumbung tinggi.

Dari atas mobil komando, salah seorang perwakilan aksi tak henti-hentinya berorasi.

Sementara itu, personel gabungan TNI-Polri tampak bersiaga dan mengamankan jalannya aksi demonstrasi. 

Baca juga: Kontras Ingatkan Aparat Tak Represif Amankan Aksi Demonstrasi Hasil Pemilu

Ketua Umum HMI Kota Bogor Sofwan Ansori mengatakan, aksi demonstrasi ini digelar untuk menyuarakan penolakan kriminalisasi terhadap para aktivis.

Menurut Sofwan, kerap kali aktivis yang mengkritisi pemerintah, baik pusat maupun daerah, dipidanakan menggunakan pasal-pasal karet. Ia menilai, pemidanaan ini dipaksakan untuk membungkam pendapat masyarakat di ruang publik.

“Ruang-ruang para aktivis dalam mengkritis kebijakan baik di pusat ataupun di pemerintahan daerah semakin hari semakin tidak dijamin oleh negara, bahkan kerap kali para pengkritik kebijakan pemerintah dipolisikan,” ujar Sofwan kepada wartawan, Selasa (14/5/2024).

Lewat aksi unjuk rasa ini, HMI Kota Bogor manyampaikan lima tuntuan ke Jokowi. Pertama, meminta Presiden memberikan atensi atau perhatian terhadap kasus-kasus kriminalisasi aktivis, baik di pusat maupun daerah.

Kedua, meminta Jokowi memberikan perhatian terhadap mantan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Pengurus Besar (PB) HMI Akbar Idris yang terjerat kasus pencemaran nama baik Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf.

Ketiga, menuntut Kepala Negara untuk menindak atau memberhentikan para pejabat yang antikritik, baik di daerah ataupun pusat.

Keempat, mendesak Jokowi untuk mencabut aturan atau pasal-pasal karet yang kerap kali mengkriminalisasi aktivis.

Kelima, menolak segala bentuk rancangan undang-undang yang berpotensi memperkecil ruang berpendapat, seperti RUU penyiaran yang bakal melarang konten ekslusif jurnalisme berbasis investigasi.

Setelah melakukan aksi demonstrasi selama kurang lebih satu jam, para pengunjuk rasa membubarkan diri sekitar pukul 17.05 WIB.

Baca juga: Jakarta Dikhawatirkan Semakin Banyak Demonstrasi Apabila Gubernur-nya Dipilih Presiden

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi: Anggota Ormas yang Dianiaya di Jaksel Derita Tujuh Luka Tusukan

Polisi: Anggota Ormas yang Dianiaya di Jaksel Derita Tujuh Luka Tusukan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Penusukan yang Picu Bentrokan Dua Ormas di Pasar Minggu

Polisi Tangkap Pelaku Penusukan yang Picu Bentrokan Dua Ormas di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Masih Amankan Truk yang Ditabrak Porsche Cayman di Tol Dalam Kota

Polisi Masih Amankan Truk yang Ditabrak Porsche Cayman di Tol Dalam Kota

Megapolitan
Ikut Mengeroyok, Kakak Pelaku yang Tusuk Tetangga di Depok Juga Jadi Tersangka

Ikut Mengeroyok, Kakak Pelaku yang Tusuk Tetangga di Depok Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Harga Tiket Masuk Wuffy Space Raya Bintaro dan Fasilitasnya

Harga Tiket Masuk Wuffy Space Raya Bintaro dan Fasilitasnya

Megapolitan
Insiden Penganiayaan Jadi Penyebab Bentrokan Dua Ormas di Pasar Minggu, Kubu Korban Ingin Balas Dendam

Insiden Penganiayaan Jadi Penyebab Bentrokan Dua Ormas di Pasar Minggu, Kubu Korban Ingin Balas Dendam

Megapolitan
Begini Kondisi Mobil Porsche Cayman yang Tabrak Truk di Tol Dalam Kota, Atap dan Bagian Depan Ringsek

Begini Kondisi Mobil Porsche Cayman yang Tabrak Truk di Tol Dalam Kota, Atap dan Bagian Depan Ringsek

Megapolitan
Curhat Penggiat Teater soal Kurangnya Dukungan Pemerintah pada Seni Pertunjukan, Bandingkan dengan Singapura

Curhat Penggiat Teater soal Kurangnya Dukungan Pemerintah pada Seni Pertunjukan, Bandingkan dengan Singapura

Megapolitan
PKS Nilai Wajar Minta Posisi Cawagub jika Usung Anies pada Pilkada Jakarta 2024

PKS Nilai Wajar Minta Posisi Cawagub jika Usung Anies pada Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
PKB Minta Supian Suri Bangun Stadion jika Terpilih Jadi Wali Kota Depok

PKB Minta Supian Suri Bangun Stadion jika Terpilih Jadi Wali Kota Depok

Megapolitan
Lika-liku Suwito, Puluhan Tahun Berjuang di Jakarta buat Jadi Seniman Lukis

Lika-liku Suwito, Puluhan Tahun Berjuang di Jakarta buat Jadi Seniman Lukis

Megapolitan
Kembali Diperiksa, Korban Pelecehan Rektor Universitas Pancasila Ditanya Lagi soal Kronologi Kejadian

Kembali Diperiksa, Korban Pelecehan Rektor Universitas Pancasila Ditanya Lagi soal Kronologi Kejadian

Megapolitan
Polisi Tetapkan 12 Pelajar sebagai Tersangka Kasus Tawuran Maut di Bogor

Polisi Tetapkan 12 Pelajar sebagai Tersangka Kasus Tawuran Maut di Bogor

Megapolitan
Heru Budi Kerahkan Anak Buah Buat Koordinasi dengan Fotografer Soal Penjambret di CFD

Heru Budi Kerahkan Anak Buah Buat Koordinasi dengan Fotografer Soal Penjambret di CFD

Megapolitan
Amarah Warga di Depok, Tusuk Tetangga Sendiri gara-gara Anjingnya Dilempari Batu

Amarah Warga di Depok, Tusuk Tetangga Sendiri gara-gara Anjingnya Dilempari Batu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com