Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polusi Udara Jakarta Tertinggi di Dunia, Heru Budi Singgung Kebijakan "Water Mist" hingga Uji Emisi

Kompas.com - 19/06/2024, 16:32 WIB
Firda Janati,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menanggapi soal polusi udara di Jakarta yang tertinggi di dunia hingga masuk kualitas udara tidak sehat.

Heru pun tidak menampik hal tersebut. Menurutnya, semua negara juga mengalami hal serupa. Namun untuk di Jakarta, Pemprov DKI telah melakukan sejumlah upaya.

"Ya pertama memang dunia begitu ya semua polusi, tetapi DKI ada water mist, nanti pembatasan kendaraan, uji emisi," kata Heru usai berziarah di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2024).

Baca juga: Soal Aturan Baru PBB di Jakarta, Heru Budi: Warga Bayar PBB jika Punya Rumah Lebih dari Satu

Sebelumnya, Pemprov meminta warga Ibu Kota membentuk kebiasaan berjalan kaki 7.500 langkah per hari untuk memperbaiki kualitas udara di Ibu Kota.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto menuturkan, gerakan berjalan kaki 7.500 per harinya.

"Ini merupakan terobosan dari Pemprov DKI Jakarta untuk menyongsong statusnya sebagai kota global, DLH berkomitmen menciptakan lingkungan hidup yang berkualitas agar warganya bisa hidup dengan sehat," kata Asep dalam keterangannya, Sabtu (8/6/2024).

Asep menuturkan, DLH ingin menciptakan lingkungan hidup yang berkualitas. Salah satu caranya dengan memperbaiki kualitas udara di Jakarta.

Baca juga: Heru Budi Heran Penjambret Bisa Masuk Area CFD dengan Sepeda Motor

"Tujuannya kampanye ini bisa membuat warga Jakarta bergaya hidup sehat dan lebih peduli pada lingkungan," imbuh Asep.

Kualitas udara di Jakarta berada dalam kategori tidak sehat, menempatkan kota ini pada posisi pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia berdassrkan situs pemantau kualitas udara IQAir, Selasa (18/6/2024).

Menurut data yang dihimpun IQAir, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta mencapai angka 229 pada pukul 07.49 WIB.

Angka tersebut menunjukkan tingkat polusi yang sangat tinggi dan berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat.

Selain itu, konsentrasi partikel halus (PM2.5) di Jakarta tercatat sebesar 148 mikrogram per meter kubik.

Baca juga: Heru Budi Ziarah ke Makam Pahlawan Jelang Ulang Tahun Kota Jakarta

Angka ini setara dengan 29.6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

PM2.5 merupakan partikel polusi udara yang sangat kecil dan dapat masuk ke dalam sistem pernapasan, menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Kota lain yang mengikuti Jakarta dalam daftar kota dengan kualitas udara terburuk di dunia adalah Kinshasa di Kongo dengan indeks 227 dan Delhi, di India dengan indeks 169.

Dalam kondisi seperti ini, masyarakat direkomendasikan untuk menghindari aktivitas di luar ruangan, mengenakan masker saat berada di luar, menutup jendela untuk mencegah masuknya udara kotor, dan menyalakan penyaring udara di dalam ruangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Didukung Maju Pilkada Tangsel, Marshel Widianto Dianggap Belum Punya Kapabilitas

Didukung Maju Pilkada Tangsel, Marshel Widianto Dianggap Belum Punya Kapabilitas

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 27 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 27 Juni 2024

Megapolitan
Sebulan Setelah Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana: Suci Masih Terbaring, Makan Lewat Selang di Hidung

Sebulan Setelah Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana: Suci Masih Terbaring, Makan Lewat Selang di Hidung

Megapolitan
Hadirnya Marshel Widianto di Pilkada Tangsel Dianggap Justru Muluskan Kemenangan Benyamin-Pilar

Hadirnya Marshel Widianto di Pilkada Tangsel Dianggap Justru Muluskan Kemenangan Benyamin-Pilar

Megapolitan
Gerindra Dinilai Korbankan Kapabilitas karena Dukung Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel

Gerindra Dinilai Korbankan Kapabilitas karena Dukung Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel

Megapolitan
Akhir Pelarian Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Ditangkap di  Leuwidamar Usai Kabur dari Rumah

Akhir Pelarian Ketua Panitia Konser Lentera Festival Tangerang, Ditangkap di Leuwidamar Usai Kabur dari Rumah

Megapolitan
Polda Metro Jaya Buru Bandar Judi 'Online' hingga ke Luar Negeri

Polda Metro Jaya Buru Bandar Judi "Online" hingga ke Luar Negeri

Megapolitan
Polda Metro Patroli Siber Kumpulkan Daftar Situs Judi Online untuk Diserahkan ke Kominfo

Polda Metro Patroli Siber Kumpulkan Daftar Situs Judi Online untuk Diserahkan ke Kominfo

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Tangkap Ketua Panitia Konser Lentera Festival | Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Dirawat di RS UI

[POPULER JABODETABEK] Polisi Tangkap Ketua Panitia Konser Lentera Festival | Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana Masih Dirawat di RS UI

Megapolitan
Kapolres Jaksel Periksa Ponsel Anggota untuk Pastikan Tak Ada yang Ikut Judi 'Online'

Kapolres Jaksel Periksa Ponsel Anggota untuk Pastikan Tak Ada yang Ikut Judi "Online"

Megapolitan
SYL Akui Berikan Uang Rp 1,3 M ke Firli Bahuri Dalam BAP Polisi

SYL Akui Berikan Uang Rp 1,3 M ke Firli Bahuri Dalam BAP Polisi

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 27 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan Tebal

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 27 Juni 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan Tebal

Megapolitan
Ketika Popularitas dan Elektabilitas Anies Dinilai Bikin PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta...

Ketika Popularitas dan Elektabilitas Anies Dinilai Bikin PKS Batal Usung Sohibul Iman Jadi Cagub pada Pilkada Jakarta...

Megapolitan
Kasus Ibu Cabuli Anak Kandung Diduga Didalangi Sindikat, Polisi Buru Para Pelaku

Kasus Ibu Cabuli Anak Kandung Diduga Didalangi Sindikat, Polisi Buru Para Pelaku

Megapolitan
Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak Disebut Kerap Ganti Ponsel dan Medsos untuk Hilangkan Jejak

Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak Disebut Kerap Ganti Ponsel dan Medsos untuk Hilangkan Jejak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com