Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Cerita "Ariah" seperti "Si Manis Jembatan Ancol"

Kompas.com - 01/07/2013, 04:54 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku puas setelah menyaksikan pagelaran drama musikal Betawi, Ariah.

Dengan ditemani istrinya, Veronica Tan, dan anak-anaknya, Basuki menjelaskan jalan cerita Ariah persis seperti jalan cerita Si Manis Jembatan Ancol.

"Bagus ya. Kok tadi aku lihat ceritanya persis cerita Si Manis Jembatan Ancol ya. Hehehe," kata Basuki seusai menonton Ariah, di Monumen Nasional, Jakarta, Minggu (30/6/2013) malam.

Lebih lanjut, politikus Partai Gerindra itu mengapresiasi bagian artistik dan tata panggung Ariah yang megah.

Oleh karena itu, ia memercayakan panitia Ariah yang dipimpin oleh Atilah Soeryadjaya untuk menggelar pertunjukan drama musikal di Monas dan menjadikannya sebagai tontonan rakyat.

Dengan suksesnya penyelenggaraan Ariah selama tiga hari, Basuki semakin optimistis kalau Pemprov DKI Jakarta dapat menyelenggarakan pesta rakyat yang spektakuler dan tak kalah dengan Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran.

Intinya, menurut dia, Pemprov DKI harus menyediakan show room untuk menjadi ruang dan tempat para pelaku usaha kecil menengah (UKM) memamerkan dan memperjualbelikan barang dagangan ataupun produk kreatif mereka.

"Makanya, Pak Gubernur ingin coba membangun di Waduk Riario. Selain itu, kita juga harus bangun sebuah konvensi luas di Ancol karena kita belum punya lokasi untuk penyelenggaraan konser skala besar," kata pria yang akrab disapa Ahok itu.

Tari kolosal bernuansa Betawi menjadi salah satu suguhan dalam perayaan HUT ke-486 DKI Jakarta. Tari itu mengisahkan sosok perempuan bernama Ariah. Ariah gigih memperjuangkan hak-hak rakyat yang dibelenggu oleh penjajah Belanda.

Pada tahun 1869 di Tambun, Bekasi, banyak warga pribumi yang mengalami tindakan semena-mena dari kolonial Belanda. Ariah digambarkan sebagai seorang pejuang wanita yang mempertahankan martabat dan kehormatan hingga ia meninggal dunia.

Semasa hidupnya, Ariah dicintai oleh tiga pria yang berasal dari latar belakang yang berbeda, yakni Tuan Mandor (pria beristri yang berjasa memberikan rumah untuk keluarga Ariah), Oey Tambah Sia (pria paruh baya yang memiliki kekuasaan dan kekayaan, menyenangi "daun muda"), dan Juki (pria yang berasal dari keluarga sederhana dan menjadi guru silat Ariah).

Ariah pun meninggal karena terus berjuang mempertahankan kehormatannya melawan centeng Oey Tambah Sia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com