Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebulan, Perputaran Uang "Pak Ogah" di DKI Rp 6,75 M

Kompas.com - 01/07/2013, 10:49 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Lalu lintas di Jakarta nyaris tidak pernah sepi dari gangguan kemacetan. Kesemrawutan lalu lintas ini dimanfaatkan "polisi cepek" atau "pak ogah" untuk mengambil alih peran polisi dalam mengatur lalu lintas di jalanan Ibu Kota.

Pekerjaan ini justru menarik minat banyak orang karena penghasilannya sangat menggiurkan. Perputaran uang pak ogah di seluruh Jakarta dalam sebulan diperkirakan mencapai Rp 6,7 miliar.

Seperti yang dilakukan Arbi (28) bersama tiga kawannya yang siang itu baru saja beres menjalankan tugas mereka sebagai polisi cepek. Sambil meneguk minuman energi berwarna kuning dari sebuah plastik bening, mereka duduk di tepi Kali Mookervart sembari menghitung pendapatan mereka hari itu.

"Satu jam biasa dapat Rp 50.000. Jadi kalau bekerja 3 jam bisa membawa Rp 150.000. Saya hanya ambil satu jam saja karena harus gantian sama teman-teman lain. Soalnya penghasilan dari kerja polisi cepek itu lumayan, Bang," ujar Arbi yang berambut mohawk itu.

Arbi mengaku sudah memiliki pekerjaan tetap. Dia menjadi pak ogah hanya untuk selingan atau sambilan di paruh waktu, yakni Sabtu dan Minggu atau hanya delapan kali sebulan.

"Hari-hari biasa saya kerja jadi satu sekuriti di apartemen. Gajinya sebulan Rp 2,2 juta. Lumayanlah dengan jadi polisi cepek dapat penghasilan lebih. Hitungan kasarnya kalau sekali jaga bisa sebagai polisi cepek bisa dapat Rp 50.000. Dalam sebulan delapan kali jaga bisa mengantongi Rp 400.000," kata laki-laki yang sedang menunggu kelahiran anak keduanya itu.

Menurut Arbi, rata-rata pengendara memberikan uang Rp 500 sampai Rp 2.000. "Ada juga yang kasih cuma Rp 100, tapi tetap saya simpan. Masa mau marah-marah," ujarnya.

Para pak ogah ini biasanya berada di sejumlah persimpangan jalan dan putaran arah lampu merah. Misalnya saja di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, tercatat ada lima titik polisi cepek biasa beroperasi. Titik tersebut di antaranya di depan Hotel Fiducia, kawasan pergudangan Duta Indah Karya, dekat Halte Pesakih, dekat Halte Rawabuaya, dan kawasan Jembatan Gantung.

Setiap putaran balik dijaga minimal oleh dua pak ogah. Untuk putaran yang besar bisa dijaga empat hingga lima pak ogah.

Data Institut Studi Tranportasi (IST) pernah melansir, setidaknya ada 500 lokasi putaran kendaraan di Jakarta yang dikuasai oleh sekelompok warga atau pak ogah. Seorang pak ogah yang menjaga putaran minimal 3 jam, sehari bisa mengantongi Rp 150.000. Jika dihitung dalam sebulan, maka pak ogah bisa mengantongi Rp 4,5 juta. Setiap titik rata-rata ditempati tiga orang.

Nah, menurut perhitungan lembaga tersebut, nilai perputaran uang di lingkungan pak ogah tersebut cukup mencengangkan, yakni Rp 4,5 juta x 3 orang x 500 titik putaran. Hasilnya mencapai Rp 6,75 miliar.

Diakui IST bahwa perhitungan ini masih belum valid karena tidak dilakukan terhadap seluruh pak ogah yang ada di 500 titik perputaran yang setiap lokasinya dijaga tiga orang. (kar/m15/bum)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

    Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

    Megapolitan
    Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

    Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

    Megapolitan
    Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

    Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

    Megapolitan
    Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

    Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

    Megapolitan
    Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

    Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

    Megapolitan
    Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

    Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

    Megapolitan
    2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

    2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

    Megapolitan
    Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

    Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

    Megapolitan
    Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

    Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

    Megapolitan
    Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

    Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

    Megapolitan
    Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

    Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

    Megapolitan
    2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

    2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

    Megapolitan
    Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

    Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

    Megapolitan
    Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

    Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

    Megapolitan
    Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

    Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com