Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Jeruk Perut, Kelima Bayi Kembar Itu Berkumpul

Kompas.com - 26/08/2013, 13:05 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Sutan Bagus Al Fatan merupakan bayi terakhir dari kembar lima yang meninggal dunia pada Senin (26/8/2013) pukul 09.00. Dia akan dimakamkan dengan empat saudaranya yang lebih dulu meninggal dunia, di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, siang ini.

Bayi berusia enam hari itu, kata Mulyadi, kakek dari bayi kembar lima, sudah ditunggu orangtuanya, pasangan Bagus (37) dan Erika Fentrikana (31), di TPU Jeruk Purut.

"Kedua orangtuanya sudah menunggu di sana. Rencana siang ini jam 13.00 dimakamkan bersebelahan dengan empat saudaranya yang lain," katanya saat ditemui Kompas.com di RSAB Harapan Kita, Jalan S Parman, Jakarta Barat.

Sebelumnya, empat saudara Sutan yang lain, yaitu Muhammad Al Hafiz meninggal pada Selasa (20/8/2013), beberapa jam setelah dilahirkan. Kemudian Annisa Fitri Selina meninggal pada Rabu (21/8/2013), Rahman Surya Mulya meninggal pada Sabtu (24/8/2013) pagi, dan Abdul Akbar Gofar pada Sabtu malam.

"Dokter bilang penyebabnya jantung, paru-paru, dan perkembangan sel otaknya," jelas Mulyadi.

Kelima anak kembar pasangan Bagus (37) dan Erika Fentrikana (31) lahir pada Selasa (20/8/2013) pekan lalu di RSAB Harapan Kita dalam kondisi prematur. Kandungan Erika belum mencapai enam bulan. Sesaat setelah dilahirkan, kelimanya langsung dirawat di Ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com