Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Camat: "Ngapain" Kita Paksa Warga Waduk Ria Rio?

Kompas.com - 29/08/2013, 11:22 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kabar mengenai adanya pemaksaan yang dilakukan kepada Warga Waduk Ria Rio, Jakarta Timur, terkait relokasi untuk normalisasi kawasan waduk dibantah Camat Pulogadung Teguh Hendrawan.

"Jadi kalau namanya pemaksaan itu tidak benar. Itu informasi dari mana? Ngapain kita paksa-paksa? Yang mau dipaksa apanya?" kata Teguh di Kantor Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur Kamis (29/8/2013).

Teguh menanyakan, bagaima mungkin ada unsur pemaksaan sementara sosialisasi sudah diupayakan sebanyak empat kali sejak periode dua bulan terakhir kepada warga di sana. Warga Waduk Ria Rio dan perwakilannya hanya satu kali mendatangi empat undangan sosialisasi itu di Kantor Kecamatan Pulogadung, Kamis (15/8/2013).

Menurut Teguh, dalam pertemuan itu tercatat 50 undangan dari warga yang ada menyepakati relokasi. Kata Teguh, sangat tidak mungkin kalau warga di sana belum mengetahui proses sosialisasi tersebut. Apalagi RW setempat hadir dalam undangan tersebut.

"Bagaimana mereka bilang tidak tahu, orang sosialisasi kita sudah empat kali mengundang. Dan hanya satu kali datang yang ketiga. Tercatat 50 orang perwakilan yang hadir berdasarkan absen. Bila perlu, nanti kita pakai YouTube seperti Pak Wagub," ujar Teguh.

Korporat Sekretaris PT Pulo Mas Jaya Nastasya Yulius juga mengungkapkan hal serupa. Pihaknya mengatakan tidak ada unsur pemaksaan kepada warga di sana dalam hal relokasi.

"Tidak ada paksa memaksa. Hari ini kita mau sosialisasikan kembali teknis relokasi, siapa yang mau dipindahkan dan di mana," ujar Nastasya.

Ketua Forum Warga Kota Jakarta atau Fakta, Azas Tigor Nainggolan, sebelumnya menyayangkan penggusuran terhadap warga Waduk Ria Rio. Menurutnya, upaya itu sangat terburu-buru dan tak mengedepankan dialog dengan warga yang jadi target gusuran.

"Padahal warga masih belum setuju. Kenapa lurah, camat, dan PT Pulo Mas Jaya main paksa begitu?" ujar Tigor kepada wartawan di Jakarta pada Kamis pagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com