Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Ria Rio Minta Uang Tambahan, Pemerintah Tetap Beri Rp 1 Juta

Kompas.com - 04/09/2013, 16:26 WIB
Ratih Winanti Rahayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Camat Pulogadung, Jakarta Timur, Teguh Hendrawan mengatakan, pemerintah tetap akan memberikan uang kerahiman sebesar Rp 1 juta kepada warga yang akan dipindah dari bantaran Waduk Ria Rio. Pemerintah juga akan melakukan relokasi pada akhir bulan ini.

Warga Kampung Pedongkelan yang tinggal di atas lahan milik PT Pulomas Jaya di Kelurahan Kayu Putih, Pulogadung, meminta tambahan atas uang kerahiman yang diberikan kepada mereka. Ketua RW 15 Kayu Putih Abdul Gofur mengatakan, warga di sana meminta supaya uang kerahiman ditambah, setidaknya hingga Rp 5 juta. Belum ada pembicaraan lebih lanjut tentang besarnya uang kerahiman ini.

"Kita (pemerintah) tetap akan memberikan Rp 1 juta per kepala keluarga. Emangnya warga sekarang tinggal di atas tanah siapa?" kata Teguh saat dihubungi Kompas.com, Rabu (4/9/2013).

Teguh mengatakan, berdasarkan perintah Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat meninjau Rusun Pinus Elok bersama perwakilan warga Waduk Ria Rio, telah disepakati bahwa relokasi diundur hingga akhir September nanti. Hal itu disebabkan rusun tersebut belum siap dihuni, sementara warga juga tak mau pindah secara bertahap.

Teguh menambahkan, pengunduran itu dilakukan karena pemerintah masih mendata jumlah warga yang tinggal di sekitar Waduk Ria Rio. Selain itu, dilakukan pula pendataan jumlah anak di sekitar Waduk Ria Rio yang masih bersekolah. Pendataan jumlah siswa sekolah ini antara lain dilakukan untuk mengurus kepindahan sekolah mereka.

"Kita masih mendata jumlah pastinya. Waktu itu katanya 260 KK, tapi terus ternyata berkurang, sampai akhirnya sekarang fix jadi 176 KK yang tinggal di atas tanah Pulomas Jaya. Data warga itu nanti buat bikin Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP)," ujarnya.

Saat ini warga masih berjaga-jaga di sekitar rumah mereka untuk mengantisipasi adanya penertiban oleh petugas satuan polisi pamong praja. Warga juga meminta bantuan organisasi kemasyarakatan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak mereka inginkan di lahan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com